Mohon tunggu...
Fathur RahmanAbu
Fathur RahmanAbu Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pemuda yang tumbuh di atas reruntuhan hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat

11 Oktober 2025   21:58 Diperbarui: 11 Oktober 2025   21:58 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pantai Desa Mosso 

SAHABAT

Karya: Fathur Rahman Abu

"Sahabat yang Menuntun Pulang" 

Allah mungkin tidak mengirim malaikat untuk menyadarkanmu --- Ia mengirim seorang sahabat.

Seseorang yang hadir bukan untuk menghakimi, tapi menggandengmu pelan menuju cahaya.

Sore itu, di tepi pantai penuh kenangan, aku duduk bersimbah luka, berderai air mata, meratapi ingatan yang kian menerabas kala sunyi di penghujung hari. Langit semakin menguning. Sayup-sayup adzan mulai terdengar. Anak-anak yang semula asyik bermain di tepi pantai bergegas pulang, meninggalkan tawa dan jejak kaki di pasir yang perlahan hilang tersapu ombak.

Tak ada yang tersisa kecuali serpihan kekesalan dan ketidakpuasan yang berserakan di sudut-sudut hati. Saat aku hendak beranjak, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara yang begitu kukenal.

"Thur! Fathur Rahman!"

Aku menoleh. Di kejauhan tampak sosok yang melambai---Bang Iksan, sahabatku, lelaki yang usianya jauh di atasku tapi selalu hadir dengan ketulusan seorang kakak.

"Kamu ngapain sore-sore begini di pantai?" tanyanya begitu sampai di hadapanku.

"Nggak, Bang. Duduk aja," jawabku pelan sambil mengulurkan tangan menyalaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun