SAHABAT
Karya: Fathur Rahman Abu
"Sahabat yang Menuntun Pulang"Â
Allah mungkin tidak mengirim malaikat untuk menyadarkanmu --- Ia mengirim seorang sahabat.
Seseorang yang hadir bukan untuk menghakimi, tapi menggandengmu pelan menuju cahaya.
Sore itu, di tepi pantai penuh kenangan, aku duduk bersimbah luka, berderai air mata, meratapi ingatan yang kian menerabas kala sunyi di penghujung hari. Langit semakin menguning. Sayup-sayup adzan mulai terdengar. Anak-anak yang semula asyik bermain di tepi pantai bergegas pulang, meninggalkan tawa dan jejak kaki di pasir yang perlahan hilang tersapu ombak.
Tak ada yang tersisa kecuali serpihan kekesalan dan ketidakpuasan yang berserakan di sudut-sudut hati. Saat aku hendak beranjak, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara yang begitu kukenal.
"Thur! Fathur Rahman!"
Aku menoleh. Di kejauhan tampak sosok yang melambai---Bang Iksan, sahabatku, lelaki yang usianya jauh di atasku tapi selalu hadir dengan ketulusan seorang kakak.
"Kamu ngapain sore-sore begini di pantai?" tanyanya begitu sampai di hadapanku.
"Nggak, Bang. Duduk aja," jawabku pelan sambil mengulurkan tangan menyalaminya.