Mohon tunggu...
Fathur Novriantomo
Fathur Novriantomo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seringnya menulis soal film.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sejarah Baru Festival Film Indonesia: Perempuan Tanah Jahanam

6 Desember 2020   20:20 Diperbarui: 15 Februari 2021   17:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Instagram @tanahjahanam

Siapa yang terkejut ketika Perempuan Tanah Jahanam dinobatkan sebagai film terbaik pada Festival Film Indonesia 2020? Saya yakin bukan cuma saya sendiri. Kemudian timbul 'kericuhan' soal kemenangan Perempuan Tanah Jahanam di kalangan sinefil atau penikmat film di sosial media twitter. Para sinefil twitter cukup riuh dalam mengemukakan kekecewaannya, bahkan banyak yang meragukan keputusan juri FFI. Banyak yang memandang film lain dalam nominasi yang sama lebih pantas untuk mendapatkan gelar film terbaik pada FFI 2020 ini. Apakah para juri FFI keliru dalam memutuskan pemenangnya?

Festival Film Indonesia ke-40 tahun ini menerima total 65 judul film panjang yang mendaftar. Dari total 65 film Panjang tersebut, dikerucutkan kembali menjadi 12 film yang termasuk ke dalam shortlist nominasi film terbaik, kemudian tersisa 6 film yang akan memperebutkan gelar film terbaik pada FFI 2020. Keenam film tersebut adalah Hiruk Pikuk Si Al-Kisah, Humba Dreams, Imperfect : Karier, Cinta & Timbangan, Mudik, Perempuan Tanah Jahanam dan Susi Susanti : Love All. Film Perempuan Tanah Jahanam keluar sebagai jawara film terbaik diikuti 5 kemenangan lainnya untuk kategori penata suara terbaik, penyunting gambar terbaik, pengarah sinematografi terbaik, pemeran pendukung perempuan terbaik dan sutradara terbaik.

Kemenangan film Perempuan Tanah Jahanam berhasil mencetak rekor baru dalam sejarah penyelenggaraan festival film Indonesia, yakni sebagai film dengan genre horror pertama yang dapat memenangkan nominasi untuk kategori film terbaik. Joko Anwar selaku sutradaranya pun dikenal sebagai sineas yang selalu menjaga kualitas dalam pencapaian estetika di setiap filmnya. Bisa dibilang juga, Joko Anwar termasuk salah satu sineas yang mempunyai peran penting dalam nafas blantika perfilman Indonesia lewat  keberhasilannya membuat penonton lokal kembali percaya pada film-film tanah air. Terbukti pada pada rentang waktu 5 tahun terakhir, film-film Joko Anwar kerap berhasil meraup jumlah penonton di atas satu juta. Tentu angka jumlah penonton sebanyak itu bukan sekedar angka dalam data belaka, namun juga sebagai bukti kepercayaan masyarakat kepada film-film karya anak bangsa.

Kemenangan Perempuan Tanah Jahanam pun membuktikan 'kesetaraan genre' dalam gelar film terbaik di Festival Film Indonesia, karena selama ini film horror kerap dilabeli sebagai film hiburan 'pemuas' adrenalin dan hanya dapat meraih gelar film terbaik pada festival-festival yang khusus untuk genre horror. Selain itu, tentu kemenangan film horror pada ajang apresiasi film terbesar di Indonesia ini diharapkan bisa semakin meningkatkan kualitas film horror lokal dari segala aspeknya, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia dikenal sebagai penggemar film-film dengan genre horror. Terlebih lagi, film horror lokal cukup berjaya di luar negeri, mulai dari prestasi di beberapa festival film luar maupun respon positif para kritikus dan penonton mancanegara. 

Dalam pidato kemenangannya untuk nominasi sutradara terbaik, Joko Anwar menyampaikan kalau kemajuan film Indonesia bergantung pada kesinergisan para insan industri perfilman Indonesia

"Film Indonesia hanya bisa maju, mendapat tempat di hati para penonton lokal dan internasional kalau semua pemangku kepentingan bekerja sama secara sinergis"

Joko Anwar juga sedikit menyinggung soal pemerintah yang harus turun tangan dalam membuat kebijakan yang menyejahterakan.

"serta pemerintahan harus mampu membuat kebijaikan yang bisa membuat ekosistem perfilman Indonesia semakin baik, hanya dengan kerja sama, hanya dengan kerja keras dedikasi yang penuh, kecintaan terhadap profesi akan membuat film Indonesia lebih tinggi derajatnya  di mata Internasional dan di hati kita semua" 

Pidato kemenangan Joko Anwar tersebut tentunya memiliki pesan baik kepada para insan perfilman tanah air untuk senantiasa meningkatkan ketulusan dalam berkarya, dan saling bersinergi dalam memajukan perfilman Indonesia. Kemenangan Perempuan Tanah Jahanam tidak hanya diharapkan bisa menjadi selebrasi untuk sinema horror lokal yang lebih baik lagi, namun juga untuk keseluruhan blantika perfilman Indonesia yang memiliki citra yang baik, seperti tagline dari Festival Film Indonesia, #FilmBagusCitraIndonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun