Mohon tunggu...
Fathur Fdj
Fathur Fdj Mohon Tunggu... Pewarta Lokal -

Pewarta Lokal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Destinasi Wisata & Tradisi Budaya Dayak Meratus HST

31 Juli 2016   21:52 Diperbarui: 1 Agustus 2016   10:54 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak banyak masyarakat yang mengenal lokasi Wisata Alami Air Banyu Panas yang terletak di lingkungan Balai Adat BanyuPanas, terletak di antara dua desa yaitu Atiran dan Pembakulan, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Propinsi Kalimantan Selatan  karena memang lokasi ini belum sepopuler Wisata Air Panas Hantakan padahal kecamatan Batang Alai Timur juga sangat kaya dengan wisata alam dan budayanya.

Menurut Warga setempat  Joni, Untuk menempuh lokasi balai adat dayak banyu panas lumayan jauh yaitu berjarak sekitar 30 km dari Barabai, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan perjalanan yang dapat ditempuh menggunakan roda empat hingga desa Sulangai sementara untuk menuju lokasi mesti memakai roda dua karena kondisi jalan licin, berbatu apalagi hujan mesti berjibaku dengan lumpur dan posisi jalan memutari tebing gunung.

Perlu kepiawaian mengendarai roda dua  apalagi berkendaraan di malam hari, tanpa ada lampu jalan diperparahn jalan becek, berbatu  dan berlobang dengan tanjakan yang curam, berliku, naik dan turun serta dibutuhkan waktu sekitar 15 hingga 25 menit menuju balai dari desa Sulangai, Ibu Kota kecamatan Batang Alai Timur  dengan menempuh jalan sekitar 2 kilo meter.

Diterangkannya Sesudah menempuh perjalanan di jalan berbatu, pengunjung akan menyeberangi jembatan gantung  dari kayu ulin yang masih bisa dilalui kendaraan roda dua  setelah itu baru jalanan lumayan baik karena telah disemen dari proyek PNPM sebelumnya sehingga laju kendaraan bisa dipercepat menuju balai adat.

“Permukiman warga yang  banyak berprofesi berkebun dan menyadap karet ini di sekitar balai adat memang rata-rata terbuat dari kayu dan ada juga yang telah berlantaikan semen atau marmer, sayang sulit menemukan fasilitas MCK karena mungkin warga masih terbiasa beraktifitas di sungai yang tak jauh dari permukiman”,katanya.

Lokasi banyu panas ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 30 meter dari permukiman, terlihat ada beberapa bak penampungan air danair mengalir jernih, bila kita mencelupkan kaki ke sumber air panas akan terasa hangat hingga panas dan dipercaya warga khasiat airpanasnya untuk pengobatan penyakit kulit dan lainnya.

Staf Kecamatan Batang Alai Utara Nisa menerangkan Fungsi beberapa bak kolam yang dibuat sebelumnya bertujuan untuk menampung airpanas seperti di lokasi air panas hantakan, namun proyek ini gagal karena kesulitan dan keterbatasan alat  untuk memindahkan air  panasdari sungai atau sumber ke kolam sehingga kondisi bak terlihat kosong, pengunjung dapat langsung menikmati sensasi air panas dengan mencari posisi tepat berendam di dekat sumber airnya.

Beruntung sekali katanya, pada kunjungan ke banyu panas warga adat disana tepat dilaksanakan  pesta perkawinan pasangan Syahrudin dari tampaan, daerah Halong Kabupaten Balangan dengan Utit  Perempuan Adat setempat secara adat yang berlangsung meriah selama dua hari dua malam dengan beragam hiburan seperti digelarnya pasar malam, hiburan keyboard, serta acara lainnya.

“Undangan yang datang  pun sangat besar dari banyak kampung  baik dari Kabupaten HST sendiri hingga Kabupaten tetangga, seperti undangan  balai hungi, atitan, pembakulan, mariringan, indan, ribuan, dan jamuan yang disediakan pihak keluarga penganten sangat mencukupi dengan ragam menu seperti nasi, ayam dan  jenis ikan lokal lainnya”Ujarnya.

Mahar kawin sekitar  Rp. 15 Juta ditambah sumbangan dari kerabat dan warga lainnya keuntungan lainnya karena beras tidak membeli sebab tersedia mencukupi dari panen lalu, perkawinan dipimpin oleh Penghulu adat didampingi Balian menyampaikan nasehat atau baamang  untuk menyampaikan kepada Tuhan agar perkawinan syah yang dikenal dengan sebutan Bahatara dan Jiwatra.
Puncak kemeriahan dari jam 9 malam sampai selesai, undangan bertahan sampai satu atau dua hari, batatai juga dilakukan malam hari, dua ekor babi ditombak sekitar jam 11 malam,lanjut penghulu memberikan  nasehat dan batandik.

Untuk syahnya prosesi adat pernikahan maka pasangan harus menyediakan masing-masing seekor babi sebagai pamalas penganten atau syarat syahnya dan harus sepasang dengan warna babi tidak ditentukan, babi ditombak lalu dibersihkan, diulah jadi jamuan penutup bagi undangan antaralain dengan dimasakan atau di goreng dengan gula merah.

Untuk menikahkan pasangan penganten bertempat di balai adat banyu panas, yang juga sering digunakan untuk  acara aruh adat dan pengadilan adat, dan bagi penganten yang dinikahkan apabila dimasa mendatang ingin bercerai harus dilakukan di balai dan penghulu yang sama ketika dulu dinikahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun