Mohon tunggu...
Fathin Amim Mufidah
Fathin Amim Mufidah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Musik Bukan Tekanan, Melainkan Tantangan

30 November 2020   23:06 Diperbarui: 30 November 2020   23:13 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/hangyul_intl

Saya yakin bahwa kalian semua menyadari, bahwa setiap anak itu unik. Dari yang memiliki kelebihan dalam suatu bidang tertentu, hingga kekurangan yang justru membuat mereka nampak semakin unik dan istimewa dari anak yang lain. Salah satu berkat dan keunikan yang dititipkan oleh Tuhan kepada masing-masing hamba-Nya yaitu kemampuan untuk berpikir kreatif.

Untuk memancing timbulnya kekreatifan tersebut juga memerlukan adanya tindakan yang berarti. Seperti dengan kegiatan bereksplorasi, mengerjakan proyek, melakukan eksperimen, hingga berlatih bermain alat musik.

Ada beberapa orang yang percaya, jika orang tuamu adalah pemusik, maka dirimu pun juga akan mahir bermain musik. Apa benar? Lantas, bagaimana jika justru sebaliknya?

Ketika orang tua menyadari dan menanamkan doktrin dalam dirinya, bahwa anak-anaknya harus mewarisi bakat dan kreativitasnya dalam bidang yang sama pula. Ya, mungkin tidak semua, namun saya pernah menjumpai hal yang semacam ini.

Siapa yang tahu, jika anak dipaksa untuk memiliki warisan berupa bakat dari orang tua, bukan tidak mungkin hal tersebut juga akan membebani sang anak. 

Akan tetapi, tidak sepenuhnya hal tersebut dapat disalahkan. Karena, beberapa orang tua bersikap keras dan terkesan "sedikit memaksa" agar sang anak segera termotivasi untuk mengembangkan kreativitasnya. Seperti yang dialami oleh salah satu sahabat saya;

"Memang awalnya terpaksa, namun lama-lama terbiasa dan justru sekarang jadi hobi"

Berangkat dari sesi curhat antara saya dengannya, di mana awalnya saya penasaran bagaimana bisa sahabat saya ini bersama seluruh anggota keluarganya merupakan seorang pemusik. 

Ayahnya adalah seorang musisi yang namanya cukup dikenal pada masanya, yakni seorang pencipta lagu-lagu qosidah. Kemudian, ibunya adalah pemain perkusi, sedang dia dan ketiga kakak perempuannya bernyanyi dan memegang alat musik.

Pernah suatu waktu, sahabat saya ini bercerita bahwa dulu dia sempat merasa tertekan bahkan pernah juga menangis karena kerap kali merasa terintimidasi dan tidak percaya diri saat orang tuanya membandingkan kemampuan bermusiknya dengan murid-muridnya yang lain.

"Gimana bisa, masa anaknya guru musik gak bisa main musik, suaranya juga gak bagus-bagus banget. Coba contoh anak itu, tangannya lincah sekali memegang alat musik"

Dia bilang, pernah sekali orang tuanya mengatakan hal seperti itu di depan murid-muridnya yang lain, lantaran sahabat saya tangannya mudah tergelincir saat memegang alat musik. 

Setelah itu, bukannya semakin semangat, yang ada dirinya justru semakin pundung. Dia merasa orang tuanya tidak menghargai usahanya yang pada saat itu baru beberapa minggu belajar bermain musik.

Dan karena lingkungan yang terus mendorongnya untuk bermain musik, kemudian muncullah keinginan dari sahabat saya tersebut untuk berusaha menekuni bidangnya. Sebuah ejekan dari teman-temannya atau kalimat "perbandingan" yang dilontarkan orang tuanya, menjadi motivasi dan tantangan tersendiri untuk dia.

Untuk dapat lihai dalam memainkan alat musik pun bukanlah merupakan hal yang mudah. Diperlukan latihan bertahun-tahun untuk dapat mengusai bidang ini. 

Dengan kebiasaan orang tua yang terkesan memaksa tidak sepenuhnya berakibat buruk pada anak. Karena, mungkin dengan cara itulah orang tua sekaligus mengajarkan dan menerapkan sikap disiplin pada anak.

Yang cukup sulit yaitu apabila orang tua ingin menanamkan kecintaan bermusik pada anak usia dini. Di mana mereka masih suka berlaku sesuka hati dan terkadang tidak mau menurut dengan apa yang dititahkan orang tua. Jika menghadapi hal tersebut, maka jangan marah.

Dengan perlahan dan sabar, coba tanyakan mengapa sang anak tidak mau diajak latihan. Mungkin saja saat itu mereka tengah merasa jenuh atau bosan lantaran dipaksa melakukan kegiatan yang sama setiap harinya. 

Atau bahkan memang mereka sedang tarik-ulur. Jika sudah begitu, coba ajak anak melakukan hal-hal yang menyenangkan yang juga berkaitan dengan kegiatan bermain musik, seperti menyaksikan orkestra, menonton konser mini, dll.

Dengan mengajarkan musik pada anak sejak usia dini mereka diharapkan untuk kedepannya selain berperan sebagai upaya peningkatan kreativitas juga menjadi obat penghilang stress. Saya percaya akan hal ini. Karena sama dengan apa yang dialami oleh sahabat saya tadi, musik yang awalnya merupakan sebuah tuntutan untuk dia, kini menjadi sebuab hobi yang membantunya terlepas stress yang dialami.

Inilah kenapa ada orang yang mengatakan, bahwa jika sekali saja kalian belajar dan memahami tentang musik, maka kemampuan tersebut akan tetap ada. 

Mungkin sesekali akan memudar jika tidak diasah dalam jangka waktu yang begitu lama. Namun, jika sedikit demi sedikit direview kembali, maka ingatan tersebut akan cepat kembali.

Selain untuk pengalih saat sedang stress, musik juga dapat menjadi salah satu pilihan dalam berkarir. Seperti menjadi pencipta lagu, pelatih musik, dll. 

Apalagi jika seorang anak terlahir dengan mewarisi bakat seni musik dari orang tuanya, maka peluang atau kesempatan untuk berkarirnya pun juga akan semakin besar.

Melalui musik anak tanpa sadar dapat meningkatkan kreativitas mereka. Saat guru atau orang tua meminta untuk membuat suatu acuan nada yang baru, anak dituntun untuk berpikir kreatif. Hal ini juga akan membuka wawasan mereka, bahwa selain dalam bidang akademik, musik juga merupakan alternatif lain yang membantunya untuk meningkatkan kreativitasnya.

Selain itu juga, dengan ditingkatkannya kemampuan anak dalam bermusik diharapkan dapat membangun rasa percaya diri mereka. Ketika anak menyadari bahwa mereka memiliki bakat dalam bidang musik, seketika itu juga rasa percaya diri mereka akan terus meningkat. 

Yang tentunya didampingi dengan peran orang tua yang setia mendukung serta memfasilitasi anak-anaknya dalam rangka meningkatkan kreativitas melalui bidang yang menyenangkan yaitu musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun