Mohon tunggu...
Pendidikan

Apa Itu Temperamen?

11 Mei 2019   21:25 Diperbarui: 11 Mei 2019   21:38 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kata temperamen memang sudah sering kali kita dengar. Namun, belum tentu kita mengerti benar mengenai makna dari kata tersebut secara khusus. Banyak orang berpikir jika temperamen adalah hal yang sama dengan yang biasa mereka sebut dengan emosi ataupun kepribadian. 

Menurut Campos (2009), temperamen adalah gaya perilaku dan cara berespons yang sifatnya individual, serta mendeskripsikan perbedaan individual mengenai cepat atau lambatnya kemunculan emosi, seberapa kuatnya, seberapa lamanya, dan seberapa cepat menghilangkannya.

Sejak lahir, bayi kerap menunjukkan gaya emosi yang berbeda-beda. Ada yang mudah menangis, ada pula yang periang. Tendensi inilah yang mencerminkan temperamen. Chess dan Thomas mengidentifikasikan tiga tipe dasar atau kluster dasar dari temperamen:
Anak bertemperamen mudah (easy child) adalah anak yang pada umumnya memiliki suasana hati yang positif, cepat membangun rutinitas pada masa bayi. 

Anak seperti ini juga mudah untuk dikenalkan dengan hal-hal baru. Selain itu, ia mudah tersenyum pada orang baru, mudah beradaptasi dengan rutinitas dan aturan, serta tak mudah frustasi dengan situasi sulit.

Anak bertemperamen sulit (difficult child) bereaksi secara negatif dan sering menangis, melibatkan diri dalam hal-hal rutin sehari-hari secara tidak teratur, dan lambat menerima pengalaman-pengalaman baru. Biasanya, penuh curiga jika berhadapan dengan orang baru. Serta mudah frustasi atau tantrum pada situasi sulit.

Anak bertemperamen lambat (slow-to-warm-up child) memiliki tingkat aktivitas rendah, agak negatif, dan memperlihatkan suasana hati yang intensitasnya rendah.

Para peneliti telah menemukan bahwa ketiga kelompok dasar temperamen ini cukup stabil sepanjang masa anak-anak. Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa anak-anak kecil yang memiliki temperamen sulit, dibanding anak-anak dengan temperamen mudah, akan menunjukkan lebih banyak masalah ketika menerima perawatan yang berkualitas rendah dan lebih sedikit masalah ketika menerima perawatan berkualitas tinggi (Pluess & Belsky, 2009).

Dalam mengajarkan sesuatu kepada anak-anak tersebut dimana masing-masing dari mereka memerlukan strategi yang berbeda. Seperti misalnya pada anak yang bertemperamen mudah, dapat  digunakan strategi yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan, karena pada dasarnya anak yang bertemperamen ini suka dengan hal-hal yang baru dilihatnya.

Kemudian untuk anak dengan temperamen sulit dapat menggunakan strategi pembelajaran dengan menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal agar anak dapat menguasai materi pelajaran secara optimal, karena anak bertemperamen ini cenderung sulit beradaptasi maka strategi verbal cocok digunakan. Dalam hal ini, peran guru dan orang tua sangat besar untuk mengarahkan anak pada suatu materi yang harus dipelajarinya.

Sedangkan untuk anak dengan temperamen lambat menekankan pada bantuan guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata anak yang mendorong anak untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun