Mohon tunggu...
Pendidikan

Mengapa Perkembangan Emosional Anak Beragam?

11 Mei 2019   18:48 Diperbarui: 11 Mei 2019   18:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada dasarnya, sebuah perkembangan cenderung bergerak dan sering kali mengikuti stimulasi dari unsur-unsur yang menghampirinya, apalagi jika unsur perkembangan yang dimaksud bersifat sensitif, seperti perkembangan emosi dan sosial. Kedua unsur perkembangan ini sangat rentan terhadap berbagai pengaruh yang mengenainya. Sehingga sering kali menimbulkan masalah baik bagi anak yang sedang mengalaminya maupun bagi para pendidiknya (orang tua dan atau guru).

Anak-anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosi dan kepribadiannya. Apabila pengaruh dari lingkungan ini tidak baik maka perkembangan kepribadiannya akan terpengaruh juga. Ketiga faktor yang berpengaruh tersebut adalah sebagai berikut:

Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan emosi anak-anak usia dini. Keluarga sangat berfungsi dalam menanamkan dasar-dasar pengalaman emosi. Bahkan secara lebih khusus, keluarga dapat menjadi emotional security pada tahap awal perkembangan anak. Dalam hal ini, kemampuan dalam bersosialisasi akan sangat tergantung dari memadai atau tidaknya mendapatkan stimulasi dan pengembangan awal tentang jenis-jenis emosi positif yang harus dimiliki. 

Jika secara umum ekspresi emosi anak cenderung ditolak oleh lingkungannya, maka hal tersebut memberi isyarat bahwa emotional security (kematangan dan ketahanan emosi) yang ia dapatkan dari keluarganya kurang memadai. Misal, pada saat bergaul dengan teman-temannya ia menunjukkan sikap yang mudah marah, cepat menangis, atau selalu ingin menguasai kegiatan. Jika hal ini dibiarkan akan berdampak buruk bagi anak. Ia menjadi sulit bergaul, dibenci oleh teman-temannya, bahkan dapat menjadi temperamental. Inilah salah satu bukti betapa pentingnya keluarga menanamkan nilai-nilai dasar dalam pengendalian emosi pada anak-anaknya.

Lingkungan Sekitarnya

Kondisi lingkungan di sekitar anak akan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi anak. Frekuensi dan intensitas ekspresi anak akan sangat ditentukan oleh kadar stimulus yang diterimanya. Misalkan, jika seorang anak hidup dalam daerah yang terlalu padat dengan beragam ciri khas penduduk. 

Hal tersebut akan banyak mengganggu perkembangan emosi anak. Apalagi jika teman sebaya lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga mengakibatkan anak mendapatkan jauh lebih banyak tekanan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. 

Sedikit saja kesalahan yang dilakukan anak akan menimbulkan kemarahan hebat dari orang dewasa. Anka dengan kondisinya yang masih lemah sering mendapat tekanan dalam bentuk cacian, pemaksaan perintah, ancaman, dll. Jika hal-hal tersebut sering didapatkan oleh anak, ia akan menjadi anak yang kurang peduli, bahkan mungkin menjadi anak yang beringas karena sering diperlakukan kasar.

Lingkungan Sekolah

Sekolah mempunyai tugas membantu anak-anak dalam perkembangan emosi dan kepribadiannya dalam suatu kesatuan, tetapi di sekolah sering juga menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi pada anak. Kegagalan di sekolah sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan emosi anak. Problem di sekolah sering ditimbulkan oleh program yang tidak memperhatikan kemampuan anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun