Mohon tunggu...
Fathia Hammany
Fathia Hammany Mohon Tunggu... Mahasiswi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga

Apapun yang aku lihat, rasa, dengar, akan kutulis disini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ancaman Scam diera Digital

10 Februari 2025   13:16 Diperbarui: 10 Februari 2025   13:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dekadensi Moral: Ancaman Scam di Era Digital

Pendahuluan Era digital telah membawa banyak perubahan positif dalam kehidupan manusia, mulai dari kemudahan akses informasi hingga terciptanya peluang ekonomi baru. Namun, di balik berbagai manfaat ini, tersembunyi ancaman serius yang mengintai, yakni penipuan daring (scam). Scam merupakan cerminan nyata dari dekadensi moral yang tidak hanya merusak kehidupan individu tetapi juga menciptakan ketidakamanan di masyarakat, baik di dunia nyata maupun media sosial.

Scam dapat berdampak signifikan, mulai dari kerugian finansial dan fisik hingga ancaman terhadap keselamatan pribadi. Seiring dengan meningkatnya akses teknologi dan media sosial, modus operandi pelaku terus berkembang menjadi lebih canggih dan sulit terdeteksi. Artikel ini akan membahas faktor penyebab, bentuk ancaman, serta solusi efektif untuk menangani masalah ini.

Faktor Penyebab Scam Scam memiliki akar permasalahan yang sama, baik di dunia nyata maupun dalam konteks media sosial. Berikut adalah beberapa faktor penyebab utamanya:

Kemiskinan dan Keterbatasan Kesempatan Ekonomi Banyak korban berasal dari latar belakang ekonomi yang lemah. Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap iming-iming tawaran kerja palsu yang menjanjikan penghasilan besar. Kemiskinan yang meluas juga memaksa sebagian orang untuk mengambil risiko tanpa menyadari konsekuensinya.

Minimnya Literasi Digital Ketidaktahuan masyarakat tentang cara melindungi data pribadi di media sosial menjadi celah yang dimanfaatkan pelaku scam. Misalnya, melalui teknik phishing, pelaku dapat mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya untuk melakukan penipuan.

Anonimitas di Dunia Maya Kemudahan membuat akun anonim di media sosial memungkinkan pelaku untuk menyembunyikan identitas mereka. Akun palsu sering kali digunakan untuk mendekati korban dan membangun kepercayaan, baik untuk tujuan scam maupun kegiatan ilegal lainnya.

Kurangnya Penegakan Hukum Di banyak negara, termasuk Indonesia, penegakan hukum terhadap kasus scam masih tergolong lemah. Hal ini memberikan ruang bagi pelaku untuk terus menjalankan aksinya tanpa takut dihukum. Lemahnya regulasi terhadap penggunaan teknologi juga memperburuk situasi.

Bentuk Ancaman Scam di Dunia Nyata dan Media Sosial Ancaman scam dapat ditemukan dalam berbagai bentuk di dunia nyata dan media sosial, di antaranya:

Phishing

Phishing adalah teknik di mana pelaku menggunakan tautan palsu untuk mencuri data pribadi korban. Tautan tersebut sering kali dibuat menyerupai situs resmi perusahaan atau institusi terpercaya. Contoh Kasus Nyata Salah satu contoh kasus nyata adalah penipuan WhatsApp yang mengatasnamakan Shopee. Modus operandi kasus ini dimulai dari pesan WhatsApp yang dikirim oleh nomor tidak dikenal, mengaku sebagai perwakilan Shopee. Pesan tersebut berisi ucapan selamat atas "kemenangan hadiah" senilai Rp2 juta dan meminta korban mengklik tautan untuk klaim hadiah.

Tautan tersebut mengarahkan korban ke situs phishing yang menyerupai halaman resmi Shopee. Setelah korban memasukkan nomor telepon di situs palsu, pelaku mencoba login ke akun Shopee korban secara bersamaan. Shopee kemudian mengirimkan kode OTP (One-Time Password) ke ponsel korban untuk proses login. Pelaku memanipulasi korban agar menyerahkan kode OTP tersebut dengan alasan untuk verifikasi hadiah. Setelah berhasil masuk ke akun Shopee korban, pelaku menggunakan dompet digital seperti ShopeePay atau limit Shopee PayLater untuk berbelanja atau mentransfer dana. Selain kerugian finansial, korban juga berisiko kehilangan data pribadi seperti alamat rumah dan informasi kartu kredit.

Solusi Mengatasi Scam Menghadapi ancaman scam membutuhkan kesadaran dan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Berikut adalah beberapa solusi efektif:

Hindari Panggilan dan Link dari Sumber Tidak Dikenal Abaikan atau tolak panggilan dari nomor tak dikenal, terutama yang mencurigakan seperti nomor internasional. Jangan pernah mengeklik tautan yang diberikan oleh pihak asing karena dapat mengarahkan Anda ke situs phishing. Selalu pastikan nomor dan link berasal dari sumber terpercaya.

Jangan Bagikan OTP dan Aktifkan Keamanan Ganda Kode OTP adalah kunci akses ke akun Anda. Jangan pernah membagikan kode OTP kepada siapa pun, bahkan kepada kerabat. Selalu aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) untuk melindungi akun Anda. Langkah ini memberikan perlindungan ekstra terhadap akses tidak sah.

Gunakan Aplikasi Resmi dan Internet Aman Unduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti App Store atau Google Play, dan lakukan transaksi di dalam aplikasi tersebut. Hindari menggunakan WiFi publik untuk aktivitas sensitif karena rentan terhadap peretasan. Selain itu, selalu perbarui sistem perangkat Anda untuk mencegah serangan malware.

Kesimpulan Tindak pidana penipuan berbasis e-commerce pada dasarnya memiliki kesamaan dengan penipuan secara konvensional. Perbedaannya terletak pada alat bukti atau sarana yang digunakan, yaitu melalui sistem elektronik seperti komputer, internet, atau perangkat telekomunikasi. Oleh karena itu, penanganan hukum terhadap tindak pidana ini masih dapat dilakukan melalui Pasal 378 KUHP. Selain itu, untuk memperkuat dasar hukum, kasus ini juga dapat diatur melalui Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Kesadaran masyarakat dalam melindungi data pribadi dan memahami modus operandi pelaku scam adalah kunci utama untuk mencegah ancaman ini. Dengan kombinasi langkah pencegahan individu dan penegakan hukum yang lebih tegas, dampak scam dapat diminimalkan secara signifikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun