Mohon tunggu...
Fathia Hidayatul R
Fathia Hidayatul R Mohon Tunggu... Administrasi - Content Writer

HALONUSA.COM

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah Ramadhan “Line Event”

10 Mei 2015   08:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:12 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan tiba! Ramadhan tiba! Ramadhan tiba! Yaps. Kurang lebih satu bulan lagi, umat muslim akan kedatangan bulan paling berkah dari bulan lainnya, bulan ramadhan. Ga terasa ya, padahal baru kemaren deh semarak tahun baru digelar, yang sebentar lagi akan berganti dengan semarak ramadhan lalu diakhiri dengan kumandang kemenangan hari raya Idul Fitri.
Khusus bagiku, bulan baik ditahun ini adalah hal yang paling aku tunggu. Insyaallah aku akan berkumpul lagi bersama keluarga tercinta, setelah kurang lebih setahun di perantauan. Aku sangat berharap waktu bergulir cepat, UAS segera menyusul, dan aku sudah dirumah. Benar-benar rumah, bukan di kossan ukuran 3×4 ini. Bukannya tak bersyukur, tapi rumah selalu lebih nyaman. Bukan hanya bagiku, tapi juga bagi semua perantau di seluruh pelosok dunia. Aku juga merindukan teman-teman SMA, sudah lama ga gila bareng sama mereka. Ehehe
Ceritaku kali ini, dipersembahkan oleh akun Official “LINE EVENT”. Sudah beberapa bulan aku tak lagi menulis, lalu ada notif chat di Line tentang tulisan ini, aku bersemangat! Lebih karna tema nya, Ramadhan.
Aku rasa, Ramadhan ini akan jauh lebih berkesan, semoga, karna ada dari beberapa akun Official di Line bertemakan islami. Tentunya akan menyokong dan memberi postingan yang bermanfaat seputar kisah bulan suci ini, baik tentang amalan sunnah ataupun wajib dilakukan, kiat-kiat dalam menjalankan puasa, ataupun postingan bermanfaat lainnya mengenai hal-hal berkaitan dengan bulan suci Ramadhan.

Aku jadi ingat semasa kecil dulu, sering ke musholla terdekat rumah untuk melaksanakan shalat Zuhur , dilanjutkan dengan kegiatan mengaji hingga Ashar.
Ramadhan juga ajang dalam pencarian bakat Qary dan Qaryah nusantara. Baik pada zaman aku kecil dulu hingga sekarang, terhitung hari ke-17 Ramadhan selalu digelar MTQ (Muhasabah Tilawatil Qur’an). Aku pernah mengikutinya sekali, tidak menang, namun mendapatkan penghargaan berupa amplop.
Di desaku dulu, juga sering digelar pidato bergilir. Maksudnya beberapa dari kami, murid MDA , diberi tugas untuk mengadakan pengajian atau ceramah di musholla atau masjid terdekat pada malam hari setelah isya dan sebelum shalat Tarwih dilaksanakan. Tema bebas, tanda tangan dari pengurus mushola atau masjid sebagai bukti yang akan kami serahkan kepada guru seusai Ramadhan berakhir.
MDA (Madrasah Diniyah Awaliah) adalah salah satu sekolah agama tingkat sekolah dasar yang mempelajari lebih banyak tentang islam yang di khususkan untuk anak-anak. Sekolah ini bertujuan untuk menanamkan konsep keagamaan sejak dini bagi anak-anak sebelum menginjak usia remaja.
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, tepatnya sehari sebelumnya. Masyarakat desaku mengenal istilah ‘Balimau’ yakni membersihkan diri sebelum menyambut datangnya Ramadhan.
Kreativitas masing-masing orang berbeda, ada yang benar-benar pergi ketempat pemandian, tempat wisata, ada pula yang lebih memilih ‘Balimau’ dirumah masing-masing. Namun semua perbedaan itu disatukan dengan acara tahunan yang digelar didepan kantor Wali Nagari. Namanya “Mancak-Mancak”.
Beberapa suku dan nagari di desaku, mengirim utusannya untuk membawakan adat istiadat khas Minang, ada yang menari piring, pencak silat, menari gelombang, dan pementasan lainnya.
Seakan tak bosan dengan kegiatan tahunan ini, masyarakat selalu menyempatkan diri hadir, tak pernah sepi, selalu ramai, dan meriah.
Acara yang digelar di lapangan terbuka ini, dipimpin oleh seorang ‘Niniak Mamak’ sebagai pembawa acara atau host. Yang memaparkan siapa saja dan apa saja pementasan yang akan digelar. Beberapa jajanan dari penjual tak kalah banyak, seperti di kota saja. Ehehe
Pementasan khas minang ini, ditutup dengan acara inti, “Balimau”. Salah seorang Niniak Mamak melemparkan air sejenis air jeruk diikuti dengan pelemparan beberapa jenis koin uang, yang disambut antusias oleh anak-anak nagari. Mereka dengan cekatan mengumpulkan semua koin itu, lalu mengantonginya dan dibawa pulang. Uniknya bukan dari segelintir daftar acara itu, namun kebersamaan yang tak pernah bosan dari masyarakat setempat.
Berakhirnya lemparan Bulir dari air jeruk itu, pertanda masyarakat setempat sudah siap menyambut datangnya bulan suci penuh berkah. Setidaknya dari kami semua harus terkena cipratan air tersebut, sudah tradisi.
Sebelum masyarakat bubar menuju rumah masing-masing, Niniak Mamak memaparkan beberapa penjelasan akan acara-acara lainnya yang akan digelar selama Ramadhan berlangsung. Baik yang dilaksanakan siang hari, maupun malam harinya. Termasuk dengan kegiatan rutin, Shalat Tarwih yang digelar seusai shalat Isya.
Keadaan di malam Ramadhan tak pernah sepi dengan adanya acara-acara tersebut, dibanding malam lainnya, sebulan itu ramai, penuh berkah. Ada yang bilang, saat itu setan-setan diikat di neraka, pintunya ditutup. Malaikat turun dari langit, pintu sorga terbuka lebar.
“Jadi apa yang ditakutkan?” ujar salah seorang temanku, sehabis kita mengikuti acara MTQ.
Ramadhan kami serasa lebih berarti, karna banyaknya kegiatan bermanfaat dulunya. Meskipun saat ini beberapa kegiatan masih berjalan, namun tidak utuh seperti dulu.
Ramadhan berakhir dengan kumandang kemenangan pada 1 syawal, sebulan berikutnya. Setelah beberapa perbedaan pendapat dari pemerintah dan muhammadiyah perihal kepastian hari kemenangan ini.
Masyarakat antusias, menuju lapangan besar menunaikan ibadah penting usai bulan suci, Shalat I’d. ada yang memilih berjalan kaki, namun tak sedikit yang menggunakan kendaraan pribadi. Diawali dengan ceramah dari salah seorang ustad, kata sambutan dari petinggi negri, dan diakhiri dengan salam-salaman antara sesama jama’ah.

Ramadhan kali ini tentunya juga tak kalah ramai, apalagi dengan kehadiran teknologi canggih, gadget, dan lainnya. Terkhusus untuk aplikasi Line sendiri, semakin banyak akun Official islami tentu semakin baik. Postingan yang bermanfaat sangat membantu pengguna Line memanfaatkan bulan penuh berkah untuk beribadah semakin baik.
Sama halnya dengan aplikasi Instagram, yang mengahdirkan gambar-gambar juga video. Baik itu tentang islami ataupun non islami. Namun saya sendiri, sejauh ini, lebih nyaman dengan Line. Line juga meghadirkan akun Official lain seperti, tebak gambar, Line Quis, juga tak kalah dengan serunya permainan Get Rich. Beberapa aplikasi terkait Line juga banyak, seperti B612, yCon, dan game lainnya.
Pada aplikasi yCon, kita bisa bikin stiker kita sendiri. Disamping stiker lucu Line lainnya, stiker dari beberapa artis, dan film-film layar lebar, seperti Big Heroes.
Pada timeline Line, kita juga bisa sharing postingan akun Official tersebut dan sharing status kita sendiri, sharing tempat dan foto, macam Path saja, hehe. Disana kita bisa berbagi apapun jenis kegiatan yang kita lakukan, baik selama bulan Ramadhan ataupun setelahnya. Berbagi itu indah.

Demikian tulisan pendek ku, menyangkut cerita dan kisah saat bulan Ramadhan. Semoga ada manfaatnya!
Tentangku:
• ID Line; fathia97
• Instagram; @fhatiyaaa
• Twitter; @fhatiyaaa
• Path; Fathia Hidayatul Ramadhani

Terima kasih untuk Line, karna sudah menginspirasiku menulis kisah ini. Mengenang kejadian masa lalu, semasa bocah. Semoga Line semakin baik dan semakin banyak pengguna kedepannya. Marhaban Yaa Ramadhan 


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun