Si abang manggut setuju. Begitulah, tiga hari tiga malam, bait demi bait tersusun indah. Wah bakal hetlen kayaknya. Setelah melalui si abang sang editor, puisinya tayang. Untung dapat label pilihan, kalau tidak bikin malu saja.
1 jam kemudian, 2 jam kemudian, 3 hari kemudian, 7 hari kemudian puisi tetap manis tersenyum dilabel pilihan.
"Bang, puisinya ngga hetlen tuh, ngga klimaks gimana lagi coba," aku berkeluh kesah.
"Sudahlah, kau tulis sajalah puisi-puisi segerobak, siapa tahu ada yang nyantol di hati admin," si abang pasrah juga rupanya.
Hetlen, jauh di mata, hanya bikin dag dig dug  di hati.
Jadi, tulislah apa yang ingin anda tulis, tuangkanlah segala ide, jangan pedulikan label. Mau pilihan, mau hetlen, jangan dipikirkan. Hetlen jangan bikin semangat kendor, hetlen tak akan membunuhmu eh semangat menulismu.Â
So, jangan lunglai jika headline tak tergapai. Wokeh....
FS, Oktober 2021