Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis Bait-bait Kesedihan

2 Maret 2021   18:48 Diperbarui: 2 Maret 2021   19:08 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang Kompasianer sahabat baik saya sering protes, kenapa puisi-puisi saya sedih melulu. Waduh, saya pikir, saya tidak bisa menyetir perasaan maupun aksara-aksara yang keluar dari kepala maupun hati. 

Tiba-tiba saya perlu membedah jiwa saya. Memang saya termasuk orang yang berkepribadian introvert. Saya cenderung pendiam dan bisa riang gembira dengan orang yang benar-benar sudah akrab. Kurang suka berinteraksi dengan orang lain secara langsung. 

Seingat saya, ketika zaman SD, saya termasuk tomboy. Main di sawah, di sungai atau sepedaan. Suka berantem dengan anak laki-laki. Seorang anak laki-laki pernah lari naik ke pohon jambu karena saya kejar, terus saya tungguin dia turun. Turun kau, kalau ngga turun saya yang nyusul he he he. Walau saya hobby berdiam diri di pustaka sekolah, tapi tetap jagoan di masa kecil.

Saya berobah ketika abang laki-laki saya (satu-satunya) meninggal dalam kecelakaan motor, dia saat itu kelas 2 SMP dan saya kelas 5 SD. Saya kehilangan abang sekaligus teman bermain. Karena saya ikut kemana dia pergi. Setelah abang saya meninggal, seperti separuh jiwaku pergi, saya cenderung jadi pendiam dan menyendiri. Saya mulai hobby menulis puisi, cerpen waktu SMP dan SMA. 

Saya mulai ceria lagi ketika saya bekerja di Radio, punya banyak teman dan penggemar. Musik, ya musik membuat saya bersemangat tiap hari. Sampai saat ini saya menyukai semua jenis musik. Menurut saya, musik adalah universal, tidak ada batasan, musik tidak memandang usia, golongan ataupun agama. 

Saya juga aktif di ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia), anak breaker ceritanya. Check in net, Fox Sierra disini, apa bisa dicopy, rojer! Saya suka mengobrol dengan teman-teman, bercanda. Punya teman yang banyak dan luas.

Begitu juga ketika saya bekerja di sebuah LSM yang bergerak di bidang konservasi, berganti hobby menjelajah. Masuk hutan, mendaki gunung, blusukan ke mana-mana. 

Jadi ketika melihat masa lalu, hidup saya tidak menyedihkan. Malah menurut saya, saya adalah orang yang beruntung. Hidup adalah anugerah terindah Tuhan.

Nah, kembali ke judul, lalu kenapa sih sedih melulu puisi-puisinya. Saya tidak memahami ilmu psikologi. Tetapi goresan luka walau kecil bagi seorang introvert seperti saya, luka itu lama sembuhnya. Dan itu terbawa dalam aliran emosi aksara-aksara yang lahir. Entah iya entah engga ya. Rasa-rasanya sih seperti itu. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun