Mohon tunggu...
Faatima Seven
Faatima Seven Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Moody

Loves writing. Founder and Writer at Asmaraloka Publishing http://ayreviuyu.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Dr Chandra Motik, SH, MH, Seindah Nama Seindah Jiwa

12 Juni 2019   20:10 Diperbarui: 13 Juni 2019   10:21 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menerima Delegasi Emak Emak Aktifis - SatGas Perempuan Prabowo. (dokpri).

ADA banyak hal yang sangat menarik dari sosok 'Perempuan Indonesia satu ini sehingga sebagai Penulis Moody, aku tergelitik untuk menulis.

Lembut dan ayu, itu kesan paling pertama dari penampilan Ayunda Dr Nirmala Chandra Kirana Motik, SH, MH., 65 tahun. Rambutnya hitam tergerai  hampir betis. Lurus tanpa kusut. Sangat unik bagi jaman kini di mana perempuan cenderung memilih model praktis sebahu atau lewat sedikit saja.

Padahal secara aktifitas, Ayunda Chandra Motik bukan pula seorang perempuan non aktif. Jati dirinya sebagai satu-satunya perempuan senior di kemaritiman tentunya banyak menyita waktunya. Terlebih ia jug seorang praktisi hukum dan memiiliki kantor biro hukum di kawasan Menteng. Tidakkah cukup repot merawat rambut panjangnya?

Ayunda tersenyum, "Saya memiliki rambut panjang sejak sebelum  menikah tahun 83. Jarang disisir hingga tidak rontok kecuali sedikit saja," katanya.

Selain rambut panjangnya yang menarik perhatian, kelembutan gesturnya yang menyiratkan sebagai perempuan priyayi juga menjadi daya tariknya yang tak tersembunyikan. Agak berbeda dengan kakaknya -- Dewi Motik Pramono yang cenderung trengginas dan lincah di jamannya, Ayunda Nirmala Chandra lebih banyak berbicara dengan senyumnya sehingga  penampilannya sebagai citra Perempuan Indonesia hampir sempurna.

Padahal aktifitas Ayunda Chandra sendiri seringkali harus berada di lingkungan para laki-laki yang notabene menuntut ketangkasan bergerak serta kecakapan bersikap. Apalagi sepanjang usia pertumbuhannya, Ayunda Chandra lebih sering bergaul dengan kalangan laki-laki sehingga tak heran bila tabiat dan pembawaannya sangat tomboy. Ia bahkan berkecimpung dengan ilmu beladiri Kempo tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Ayunda tomboy? Menurut buku berjudul  Samudera Kehidupan yang merupakan perjalanan sekilas latarbelakang kehidupan Ayunda Chandra, memang demikianlah... bahwa Ayunda Chandra adalah gadis tomboy di usia remaja. Ajaib. Hampir tak terlihat bekasnya dalam penampilannya sekarang ini. Di acara-acara tertentu, Ayunda justeru selalu tampil dengan rambut bergelung konde, kebaya dan kain tradisional serta aksesoris kultural yang sangat lekat dengan citra perempuan sejati.

Sungguh, sebagai perempuan, Ayunda Chandra adalah perempuan yang hampir sangat sempurna;  terpelajar, cantik, sukses dalam karir dan rumahtangga, ibu yang ngemong, isteri  yang setia, juga hamba Allah yang sangat menjaga tiang agama. Subhanallah. Superb.

Sebagai makhluk sosial, Ayunda Chandra juga sangat mudah mengulurkan bantuan pada siapapun yang membutuhkannya. Ia sangat ramah pada siapapun tanpa merasa diri eksklusif. Inilah cermin kematangan spiritual seorang hamba.

Menjadi Cover Majalah Maritim.
Menjadi Cover Majalah Maritim.
Ayunda yang kelahiran Palembang, 18 Pebruari 1954 ini  adalah Anak Menteng , lahir dan besar di kalangan 'penggede' dan tinggal di daerah Menteng. Taman Surapati adalah taman tempatnya bermain saat kecil, bersepeda dan  berlarian di sana.  Dan Mesjid Sunda Kelapa adalah Mesjid yang didirikan oleh ayahandanya, BR Motik alias Basyaruddin Rachman Motik.

Hal yang juga sangat unik adalah, nama MOTIK yang disandangnya ternyata bukanlah nama marga atau nama keluarga silsilah, tetapi akronim yang diciptakan sendiri oleh ayahnya -- BR Motik sebagai wujud jiwa  patriotismenya. MOTIK adalah singkatan Majukan Olehmu Tanah Air dan Kita... dan itu menjadi melegenda dalam nama keluarga mereka. Luar biasa.

Kecintaan terhadap tanah air itu kiranya dimanifestasikan  Ayunda  dalam berbagai kiprahnya. Sebagai cucu bernenek moyang pelaut, ia melabuhkan kecintaan profesinya pada bidang bahari dan menjadi tokoh maritime nasional. Sebagai perempuan, ia mencitrakan diri dalam berbagai penampilannya yang mengusung tradisi  dan khasanah nusantara.  Bangga dalam aksesoris kultural yang etnis dan eksotis.

Menerima Delegasi Emak Emak Aktifis - SatGas Perempuan Prabowo. (dokpri).
Menerima Delegasi Emak Emak Aktifis - SatGas Perempuan Prabowo. (dokpri).

Hal lain adalah, nama Kirana ternyata bukanlah nama kelahiran yang diberikan orangtua Ayunda, tetapi merupakan julukan anugerah  dari Raja Solo tahun 2003 -- Pakoe Boewono XII. Kirana bermakna bersinar, elok dan cantik. Seperti itulah kiranya citra dan jati diri Ayunda Dr Nirmalasari Chandra Kirana Motik, SH, MH. Cantik lahir batin. Indah paras dan jiwanya. (faa)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun