Mohon tunggu...
Faruq Abdul Quddus
Faruq Abdul Quddus Mohon Tunggu... Penulis - Direktur Fata Institute

Seorang Content Writer, Praktisi Dakwah Digital, Penggiat Studi Islam, Filsafat dan Bahasa. Suka Nulis, Ngoleksi Buku dan Traveling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keragaman Pandangan Sufistik Ibnu Arabi dan Jalaluddin Rumi

8 September 2023   10:16 Diperbarui: 8 September 2023   10:35 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya-karya Rumi, terutama "Mathnawi" atau "Mesnevi," telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Puisi-puisi Rumi menggambarkan perjalanan spiritual manusia, cinta yang mendalam kepada Tuhan, dan hubungan antara manusia dan alam semesta. Terjemahan karyanya ke dalam berbagai bahasa telah memperluas pengaruhnya di luar dunia berbahasa Persia dan Arab.

Rumi juga mendirikan tarekat Mevlevi, yang dikenal dengan tarian sufi dervishnya yang khas. Tarian ini menjadi simbol dari pencarian jiwa yang berputar-putar menuju Tuhan.Pada dasarnya, pandangan sufistik Jalaluddin Rumi, terutama tentang cinta Ilahi dan pencarian jiwa manusia untuk bersatu dengan Tuhan, telah memengaruhi pemikiran dan praktik spiritual di seluruh dunia. Karyanya yang penuh makna dan dalam telah menjadikannya salah satu tokoh paling dihormati dalam tradisi sufi, dan pesannya tentang cinta dan kesatuan terus relevan dalam pencarian spiritual manusia hingga saat ini.

Pada kesimpulannya,keragaman dalam pandangan sufistik mencerminkan adaptasi dan evolusi sufisme di seluruh dunia Islam selama berabad-abad. Hal ini juga mencerminkan dinamika perdebatan dan beragam pemahaman tentang bagaimana mencapai kesatuan dengan Tuhan. Sufisme tetap menjadi komponen penting dalam warisan spiritual Islam dan berkontribusi pada kekayaan budaya dan pemikiran spiritual Islam yang luas


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun