Mohon tunggu...
Farros Asadudin Milzam
Farros Asadudin Milzam Mohon Tunggu... Mahasiswa

Teknik Informatika 22 - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika IT Strategi Bisnis Hidup di Dua Alam Berbeda

13 Mei 2025   19:36 Diperbarui: 13 Mei 2025   19:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Strategi terputus teknologi (Sumber : Dibuat Oleh Dall-e)

Ketika IT dan Strategi Bisnis Hidup di Dua Alam Berbeda

Dalam banyak organisasi, terutama sektor publik dan pendidikan tinggi, strategi bisnis dan strategi TI seringkali berjalan di rel yang berbeda. Mereka tampak seolah-olah selaras karena adanya dokumen, flowchart, dan pertemuan koordinasi. Tetapi dalam praktiknya, keduanya nyaris tidak pernah bertemu di titik implementasi. Yang satu bicara visi dan dampak, yang lain bicara kapasitas server dan siklus pengembangan aplikasi. Dan lebih sering dari yang kita akui, tak ada jembatan yang sungguh menghubungkan keduanya secara substansial.

Bahkan ketika istilah seperti strategic alignment terdengar di ruang rapat direksi, sebenarnya yang terjadi adalah delegasi --- bukan integrasi. Top management menyerahkan keputusan TI kepada divisi teknis, bukan karena percaya penuh, tapi karena tidak memahami sepenuhnya dampaknya. Padahal, ketidakpahaman ini adalah bentuk kegagalan tata kelola yang paling mendasar.

Delegasi Itu Bukan Tata Kelola

Satu kesalahan fatal yang kerap dijumpai adalah asumsi bahwa pengelolaan TI cukup dilakukan oleh departemen TI itu sendiri. Maka manajemen puncak hanya muncul saat menandatangani anggaran atau saat terjadi insiden besar. Dalam logika Good Governance, ini adalah bentuk pelepasan tanggung jawab strategis. ISO/IEC 38500 sudah lama menegaskan bahwa tanggung jawab strategis atas TI adalah tanggung jawab kolektif, bukan eksklusif milik teknokrat.

Namun realitanya, keputusan penting seperti apa proyek TI yang akan dikerjakan, berapa alokasi sumber daya, mana yang sesuai dengan prioritas organisasi --- semuanya lebih sering ditentukan secara bottom-up dengan justifikasi teknis, bukan berdasarkan arah strategis institusi.

Proyek TI Bukan Sekadar Otomatisasi

Dalam dunia organisasi modern, proyek TI bukan lagi soal mengotomatisasi tugas manual. Mereka adalah pengungkit utama transformasi. Tapi ironisnya, banyak proyek yang hanya menjadi digitalisasi prosedur yang usang, bukan transformasi proses secara fundamental. Alih-alih menjadi peluang menciptakan nilai tambah, proyek-proyek itu hanya menghasilkan versi digital dari dokumen kertas yang dulu ditandatangani manual.

Ini bukan kesalahan divisi TI. Ini kesalahan struktural: ketika strategi TI tidak masuk ke dalam strategi bisnis sejak awal, maka hasil akhirnya hanyalah digitalisasi tanpa makna. Dan semua ini terjadi karena tidak adanya model penyelarasan yang konkret dan dipahami lintas peran dalam organisasi.

Strategic Alignment Seharusnya Menyakitkan

Penyelarasan strategi bukanlah aktivitas manis penuh persetujuan. Ia seharusnya menjadi proses menyakitkan --- karena harus memaksa organisasi untuk membuat keputusan sulit: proyek mana yang dikorbankan, siapa yang harus dilibatkan, bagaimana risiko ditoleransi, dan bagaimana hasil diukur dalam konteks nilai bisnis.

Namun saat alignment hanya diperlakukan sebagai proses teknis untuk menyusun portofolio proyek TI, maka seluruh esensinya hilang. Bahkan dalam organisasi yang sudah "mature" sekalipun, kita masih sering menjumpai IT Project Portfolio yang tampaknya rapi, namun sebenarnya dipenuhi proyek-proyek yang tidak pernah ditinjau dari kacamata strategis.

Sebagian besar organisasi tidak kekurangan alat atau framework. Mereka kekurangan keberanian untuk berkata 'tidak' pada proyek yang tidak relevan secara strategis.

Penyelarasan Harus Dimulai dari Struktur, Bukan dari Sistem

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun