Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengoptimalkan Produksi Pertanian Melalui Teknologi Smart Farming

26 Juli 2023   15:14 Diperbarui: 30 Juli 2023   05:05 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Masa Depan Petani Indonesia di Era Teknologi 4.0. (Sumber: KOMPAS/SUPRIYANTO)

Pertanian telah menjadi tulang punggung kehidupan manusia selama ribuan tahun, menyediakan pangan, pakan, dan serat untuk memenuhi kebutuhan manusia dan hewan. 

Namun, dengan populasi dunia yang terus meningkat dan perubahan iklim yang tidak menentu, sektor pertanian dihadapkan pada tekanan untuk meningkatkan produksi dengan cara yang berkelanjutan dan efisien. 

Sehubungan dengan hal ini banyak cara yang sudah dilakukan untuk menggenjot produksi pertanian,  diantaranya melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.

Penggunaan alsintan modern, perbaikan teknis budidaya, peningkatan kualitas SDM petani hingga menerapkan teknologi kekinian, smart farming

Untuk saat ini ditengah "teror" cuaca ekstrim yang berefek pada kekeringan, kelembaban tinggi, suhu panas dan lain-lain  serta ditambah situasi politik dan ekonomi global yang carut marut  serta kesuburan tanah yang semakin menurun, perlu suatu teknologi baru  untuk menggenjot produktivitas. 


Di sinilah teknologi smart farming memainkan peran penting dalam membantu petani dan pembudidaya mencapai tujuan tersebut. 

Dengan menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi dengan pertanian, smart farming memberikan solusi cerdas untuk mengejar pertanian modern yang efisien dan ramah lingkungan.

Menyangkut bagaimana teknologi smart farming dapat meningkatkan produktivitas, dapat dilihat pada bahasan dibawah ini: 

Pertama, Monitoring Tanaman Secara Real-time. 

Teknologi smart farming memberikan kemampuan untuk memantau kondisi tanaman secara real-time. 

Sensor yang dipasang di ladang mengumpulkan data penting seperti kelembaban tanah, suhu udara, kadar nutrisi, dan tingkat keasaman. 

Data ini kemudian diintegrasikan dengan sistem informasi yang cerdas untuk memberikan petani pemahaman yang lebih baik tentang keadaan tanaman mereka. 

Dengan informasi ini, petani dapat menyesuaikan pengairan, pemupukan, dan perlakuan lainnya sesuai dengan kebutuhan nyata tanaman, sehingga potensi produksi dapat dioptimalkan.

Kedua, Pemanfaatan Drones dan Satelit. 

Pemanfaatan drone dan satelit membawa perubahan revolusioner dalam pemantauan pertanian. 

Drones dengan kamera multispektral dapat mengambil gambar tanaman dari udara, memberikan gambaran yang komprehensif tentang pertumbuhan dan kesehatan tanaman di seluruh lahan pertanian. 

Data ini dapat dianalisis menggunakan teknologi citra digital dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi dini masalah tanaman, seperti penyakit atau serangan hama, sehingga dapat diambil tindakan tepat waktu. 

Sementara itu, satelit memberikan pemetaan luas lahan pertanian dengan informasi yang lebih luas dan mendalam, membantu petani mengidentifikasi pola dan tren pertanian secara lebih akurat.

Ketiga, Penggunaan Sistem Irigasi Otomatis. 

Salah satu elemen kunci dari teknologi smart farming adalah sistem irigasi otomatis. 

Sistem ini menggantikan pendekatan tradisional dengan mempertimbangkan kebutuhan air tanaman berdasarkan data yang dikumpulkan oleh sensor dan perangkat lainnya. 

Sistem irigasi otomatis mengoptimalkan penggunaan air dengan memberikan air tepat pada saat yang tepat, sehingga mengurangi pemborosan dan memastikan tanaman tetap sehat dan produktif.

Keempat, Integrasi Internet of Things (IoT) dalam Pemeliharaan Ternak. 

Selain meningkatkan produksi tanaman, teknologi smart farming juga berfokus pada pemeliharaan ternak yang efisien. 

Dengan mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) ke dalam kandang dan peternakan, petani dapat memantau kesehatan dan kondisi hewan secara real-time. 

Sensor yang dikenakan pada hewan dapat memberikan informasi tentang suhu tubuh, tingkat aktivitas, dan pola makan. 

Dengan data ini, petani dapat mendeteksi dini tanda-tanda penyakit atau stres pada hewan, sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan sebelum masalah menjadi lebih serius.

Kelima, Analisis Data dan Kecerdasan butan Teknologi Smart Farming menghasilkan jumlah data yang besar dan kompleks. 

Oleh karena itu, analisis data dan kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting dalam mengambil keputusan yang tepat. 

Algoritma AI dapat menganalisis data yang dikumpulkan dan memberikan wawasan berharga tentang praktik pertanian yang efisien. 

Ini membantu petani untuk mengidentifikasi pola, membuat prediksi, dan membuat keputusan yang berdasarkan data untuk meningkatkan produksi dan mengurangi kerugian.

Menilik kelima uraian diatas, teknologi smart farming telah membawa perubahan paradigma dalam sektor pertanian. 

Dengan menggabungkan teknologi informasi, drone, sensor, dan kecerdasan buatan, pertanian modern menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan. 

Memanfaatkan potensi teknologi ini akan memberikan peluang besar bagi petani dan pembudidaya untuk mengoptimalkan produksi pertanian, mencapai keberlanjutan lingkungan, dan memenuhi tuntutan pangan dunia yang semakin meningkat.

Sebagai teknologi terus berkembang, kolaborasi antara dunia ilmu pengetahuan, industri, dan pemerintah akan menjadi kunci keberhasilan dalam membawa revolusi pertanian yang cerdas dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun