Salah satu bangunan yang cukup bersejarah di Kota Cimahi, Jawa Barat yaitu Ereveld Leuwigajah. Sudah lama saya nantikan kesempatan untuk dapat berkunjung ke ereveld ini namun kesempatan tak kunjung datang. Akhirnya saya dapat mengunjunginya saat ini. Ereveld berasal dari bahasa Belanda yang artinya adalah "pemakaman". Alasan saya mengunjungi Ereveld Leuwigajah karena ketertarikan dalam sejarah kolonialisme.Â
Ereveld Leuwigajah ini berlokasi di dalam taman makam lainnya. Namun untuk masuk ke dalam Ereveld Leuwigajah ini tidak begitu saja dapat dimasuki, karena Ereveld ini dijaga oleh penjaga makam di balik pagar. Perlu diketahui bahwa Ereveld Leuwigajah memiliki batas waktu jam besuk yaitu dari pukul 08:00 hingga 18:00.Â
Setelah berbincang dengan penjaga makam tujuan saya untuk mengunjungi Ereveld adalah untuk melihat-lihat dan mencari seseorang yang berkontribusi dalam perencanaan Kota Bandung pada masa kolonial Belanda dulu. Akhirnya saya diberikan izin untuk mencarinya.Â
Sebelum berkeliling, pertama saya meliha sebuah daftar nama di dalam sebuah buku pada rak yang disediakan agar mudah untuk mencarinya.Â
Akhirnya saya menemukan nisan salah satu tokoh yang cukup berkontribusi atas hasil karya arsiteknya di zaman Hindia Belanda salah satunya adalah Kota Bandung, yaitu Herman Thomas Karsten.
Herman Thomas Karsten adalah seorang insinyur asal Belanda yang berkontribusi besar terhadap arstitektur dan perencanaan perkotaan di Indonesia selama dijajah Belanda. Ia menciptakan sebuah karya bangunan seperti Museum Sono Budoyo di Yogyakarta, Kota Madiun, Kota Bandung dan masih banyak lagi karya lainnya.
Saya sempat membaca beberapa artikel mengenai kematiannya yang cukup naas membuat saya agak membayangkan penderitaannya dulu. Begitu naas nasibnya setelah ditangkap oleh tentara kolonial Jepang dan ia dibawa ke Kamp Interniran di Kota Cimahi.Â
(https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Thomas_Karsten)