Mohon tunggu...
Fariza ika cahyani
Fariza ika cahyani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi uin maliki

Halo selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fase Perkembangan Fisik pada Anak Usia Dini

29 November 2020   19:36 Diperbarui: 29 November 2020   19:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Setiap makhluk hidup pasti akan menjalani perkembangan dan pertumbuhan. Kehidupan makhluk hidup awalnya hanya sebuah janin yang berada di kandungan ibunya, lama kelamaan janin itu membesar dan lahirlah seorang bayi mungil. lalu bayi tersebut terus berkembang dan tumbuh sesuai fasenya. Itulah yang disebut perubahan.

Kodrat manusia adalah mengalami perubahan. Perubahan makhluk hidup ada 3 proses, yakni proses fisik, proses kognotif, dan proses sosial. 

1. Proses Fisik merupakan proses secara biologis yang meliputi perubahan-perubahan fisik individu yang bersifat genetik yang diwariskan pleh orang tua si anak. Misalnya tinggi badan, berat badan, dan lain-lain. 

2. Proses Kognitif meliputi pikiran, kecerdasaan dan Bahasa yang berkembang. 

3. Proses Sosial meliputi perubahan emosi dan kepribadian anak. Perubahan tersebut terjadi karna adanya faktor sosial atau masyarakat sekitar. Jika di daerah sekitarnya baik maka anak tersebut tumbuh dengan baik pula, ataupun sebaliknya. 

Dari ketiga proses tersebut sangat mempengaruhi perkembangan sang anak, dan juga memiliki keterkaitan diantaranya. Maka dari itu perlu sebagai orang tua untuk memperhatikan setiap proses berkembangnya sang anak.

Pekembangan dan pertumbuhan memiliki pengertian yang berbeda. Dalam perkembangan tidaklah terbatas pada semakin sempurna tetapi juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus dan secara pasti. 

Misalnya bayi baru lahir tidak bisa langsung jalan, ia harus melewati fase fase yang Panjang agar bisa berjalan dengan baik. Mulai dari belajar tengkurap, merangkak, belajar berdiri dan akhirnya bisa berjalan dengan baik. Maka jika Seorang anak bisa melewati proses-proses tersebut itu tndanya perkembangan dia sangat baik.

Sedangkan, pertumbuhan berarti perubahan atau kenaikan dalam ukuran secara keseluruhan fisik anak, seperti tulang, tinggi badan, berat badan, jaringan syaraf dan lainnya menjadi lebih sempurna. 

Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif, dan bisa diukur dengan alat ukur. Sehingga dapat diartikan bahwa pertumbuhan juga berada pada tahapan perkembangan. 

Tetapi tidak semua perkembangan bisa dikatakan pertumbuhan. Maka dari itu perkembangan serta pertumbahan menjadi faktor perubahan anak-anak.

Anak baru lahir tidak bisa langsung menjadi besar, ada fase yang harus dilewatinya. Setiap fase harus dijalankan oleh sang anak. Mulai dari dalam kandungan hingga menjadi dewasa, semua itu harus dijalankan sang anak, agar anak menjadi berkembang.

Santrok dan Yussen (1920) membagi perkembangan menjadi lima fase yaitu : (Santrock & Yussen, 1992)

1. Fase neonatal

Fase adaptasi bagi si bayi yang baru lahir. Fase ini diawali saat bayi baru lahir hingga bayi umur 14 hari. Pada fase ini disebut dengan fase adaptasi, karena setelah 9 bulan lamanya bayi di dalam kandungan ibu, merasakan kehangatan air ketuban tiba-tiba sang bayi lahir di dunia dengan suhu yang berbeda. 

Maka dari itu butuh kurang lebih 14 hari untuk bayi beradaptasi. Saat fase ini disarankan untuk memberi kehangatan bagi sang bayi, misalnya dengan membedong nya.

Membedong sang bayi juga berbahaya bagi tulangnya yang masih sangat lemah, maka disarankan untuk tidak terlalu kencang dalam membedong bayi. Karena jika terlalu kencang dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. 

Pada fase ini sang bayi hanya bisa melakukan aktivitas-aktivitas sedikit, ia hanya bisa menyusu asi sang ibu, menangis dan tidur. Kebanyakan bayi di fase ini jam tidurnya lebih banyak ketimbang di fase yang lainnya. Dan juga pastinya pada fase ini sang bayi hanya bisa mengkonsumsi asi dari sang ibu saja.

Kemampuan refleks yang bisa dia lakukan untuk saat ini adalah mengisap, menggenggam, dan mencari puting. Ini merupakan refleks 'primitif' yang dimiliki oleh setiap bayi untuk kemampuan mempertahankan hidup. 

Makanya biasanya setelah bayi lahir, dia biasanya di posisikan tengkurap di atas dada Ibu untuk berusaha mencari puting dan menghisap ASI sebagai nutrisi awal mereka.

2. Fase bayi

Fase perkembangan yang berlangsung setelah fase neonatal yaitu 14 hari sampai masa 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung pada orang tua. Pada fase ini sang bayi melakukan perkembangan yang sangat pesat, yang awalnya hanya bisa berbaring lama-kelamaan bisa merangkak. Tentunnya butuh rangsangan dari sang ibu untuk melatih sang bayi agar terus berkembang dengan baik.

Pada fase ini pula sang bayi mengkonsumsi asi sang ibu secara rutin, jika sudah melewati usia 5-6 bulan barulah sang bayi bisa di kasih MPASI atau makanan pendamping asi. Jika belum melewati usia 5-6 bulan tidak di perbolehkan mengkonsumsi makanan apapun kecuali asi. 

Karna pencernaan bayi masih belum optimal, akan dikhawatirkan jika terjadi masalah pada pencernaan nantinya. Jika sang bayi sudah melewati usia 2 tahun atau 24 bulan di anjurkan sang bayi untuk disapih, atau berhenti untuk mengkonsumsi asi.

3. Fase kanak-kanak awal

Fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai usia 5 atau 6 tahun. Fase ini disebut juga masa prasekolah dan pada fase ini berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah. Pada fase ini bisa untuk para orang tua memasukkan anaknya di sekolah tk. 

Atau jika ingin masuk di paud di sarankan pada usia 4 tahun. Jika memasukkan ke sekolah umur anak terlalu dini, akan dikhawatirkan kedepannya nanti anaknya tidak menikmati masa-masa bermainnya dan dituntut untuk belajar, maka hal tersebut bisa membuat anak menjadi stress.

4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir

Fase perkembangan yang berlansung sejak usia 6 sampai dengan 11 tahun. Pada fase ini anak sudah menguasai beberapa keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. 

Pada fase ini anak-anak sudah bersekolah di SD atau sederajat. Mungkin pada fase ini menjadikan fase adaptasi, yang awalnya sang anak kebanyakan bermain dari pada belajar di sekolah tk nya, tiba-tiba ia dituntut untuk belajar di SD. 

Disarankan kepada orang tua tidak terlalu menuntut sang anak agar belajar. Atau lebih bagusnya sang orang tua mengasah kreativitasnya untuk mengajak sang anak belajar dan bermain agar sang anak lebih fun dan tidak stress.

5. Fase remaja

Fase perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa rentangan usia 10 sampai 12 tahun dan berakhir usia 18 sampai 22 tahun.

Pada fase ini sang anak sudah mulai beranjak dewasa, dan juga banyak terjadi perkembangan dari sang anak, misalnya badan anak mulai tumbuh, masa otot mulai bertambah, mulai muncul bulu-bulu di ketiak dan alat kelamin, dan juga pada fase ini sang anak sudah mengalami pubertas.

Pubertas pada anak laki-laki di tandai dengan mimpi basah, pada saat pubertas ini banyak perubahan yang terjadi pada anak laki-laki, misalnya suaranya semakin memberat, tumbuh jakun dan lain sebagainya.

Pubertas pada anak perempuan di tandai dengan menstruasi. Pada fase ini tentunya para orang tua harus mendampingi dan memberi bimbingan tentang perubahan yang akan dialami sang anak. 

Pasti sang anak kaget jika tiba-tiba suaranya semakin memberat ataupun kaget tiba-tiba sang anak mengalami mimpi basah. Maka dari itu lerlunya orang tua untuk memberi penjelasan pada sang anak, bahwasannya perubahan-perubahan tersebut dialami oleh semua anak remaja.

Perkembangan tidak dapat diukur dengan sebuah angaka, melainkan perkembangan hanya bisa diukur atas kemampuan anak mulai dari lahir hingga dewasa. Misalnya anak baru lahir hanya bisa menangis dan lama kelamaan anak juga bisa berbicara, itulah yang disebut dengan perkembangan. 

Jika pertumbuhan dapat diukur dengan angka, pertumbuhan dapat meliputi tinggi badan, berat badan dan lain sebagainya. Jika anak mengalami perkembangan dan pertumbuhan itu disebut dengan perubahan. 

Perkembangan anak dimulai sejak neonatal atau baru lahir kedunia hingga dewasa. Dari neonatal hingga dewasa ada banyak perkembangan dan pertumbuhan yang dapat merubah anak baik itu fisik ataupun kognitifnya. 

Bentuk fisik bayak mengalami pertumbuhan yang awalnya kecil berubah menjad besar ataupun dari pendek hingga tinggi. Begitu juga kognitifnya juga mengalami perkembanga yang banyak, yang awalnya hanya bisa menyentuh lama-kelamaan bisa memegang. 

Atau yang awalnya hanya bisa berbaring lama-kelamaan bisa berlari. Semua iitu mengalami perubahan seiiring berjalannya waktu. Dengan dibantu orang tua pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun