Mohon tunggu...
Faris Bisnis
Faris Bisnis Mohon Tunggu... CEO Farzana Group

Saya adalah seorang youtuber, content creator edukasi property dan educator bisnis UMKM.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Di Balik Angka Pengadaan Mengapa HPS Jadi Penentu Kesuksesan

12 Agustus 2025   13:29 Diperbarui: 12 Agustus 2025   13:29 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyusunan HPS (Sumber: Freepik/Kredit Foto)

Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya pemerintah atau perusahaan menetapkan perkiraan biaya sebelum membeli barang atau menggunakan jasa? Jawabannya terletak pada sebuah fondasi penting bernama Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Meskipun sering jadi bahasan di dunia pengadaan, tak banyak yang benar-benar memahami seluk-beluknya.

Secara sederhana, HPS ini adalah semacam "daftar belanja" yang dibuat sebelum lelang atau penunjukan langsung. Fungsinya? Sebagai patokan atau acuan yang objektif. Tanpa HPS yang akurat, risiko pengadaan bisa membengkak seperti harga yang tidak wajar, pemborosan anggaran, hingga potensi masalah hukum. HPS memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan memiliki pertanggungjawaban.

Mengapa HPS Begitu Penting?

Coba kita bayangkan situasi sederhana seperti pergi ke pasar tanpa tahu menahu harga cabai atau bawang. Bukannya dapat harga terbaik, malah bisa "dipatok" harga yang jauh lebih tinggi. Nah, dalam skala pengadaan, kesalahan ini bisa berdampak signifikan pada keuangan perusahaan atau negara. Dengan HPS, panitia pengadaan memiliki tolak ukur yang objektif untuk membandingkan penawaran penyedia.

Di Balik Angka HPS, Ada Proses yang Tidak Main-main

Menyusun HPS itu jauh dari kata tebak-tebakan. Ada langkah-langkah yang harus kita lalui agar hasilnya bisa dipertanggungjawabkan:

  • Mengumpulkan Data Harga. Bisa dari katalog elektronik, survei pasar, sampai melihat pengalaman proyek sebelumnya. Semakin banyak data, semakin mantap dasar perhitungannya.
  • Menganalisis Komponen Biaya. Harga sebuah barang atau jasa itu terdiri dari banyak elemen. Kita harus membedah satu per satu, mulai dari material, upah, ongkos kirim, pajak, hingga perkiraan keuntungan yang wajar.
  • Menyesuaikan dengan Kondisi Pasar. Faktor inflasi, nilai tukar, atau tren harga terkini sering kali memengaruhi perhitungan.
  • Menyiapkan Dokumentasi Lengkap. Setiap angka yang dimasukkan di HPS harus punya alasan kuat dan didukung oleh bukti. Dokumentasi ini penting untuk audit atau klarifikasi di kemudian hari.

Tantangan Terbesar dalam Penyusunan HPS

Mengumpulkan data harga yang benar-benar up-to-date dan bisa dipercaya sering kali jadi tantangan besar. Bayangkan saja, harga komoditas bisa berubah dalam hitungan hari, bahkan jam! Belum lagi, integritas penyusun HPS juga sangat menentukan. Adanya tekanan atau kepentingan tertentu bisa saja memengaruhi objektivitas perhitungan, sehingga HPS kehilangan akuntabilitasnya.

Pentingnya Kompetensi Penyusun HPS

Penyusunan HPS yang tepat memerlukan keahlian analisis, pemahaman pasar, dan regulasi. Bagi para profesional yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang ini, ada berbagai pelatihan yang bisa diambil. Salah satunya melalui sumber terpercaya seperti farzanatraining.com, yang memang fokus pada penyediaan materi dan pelatihan terkait penyusunan HPS.

Intinya, HPS itu bukan cuma formalitas, melainkan pondasi yang krusial. HPS merupakan hasil dari analisis yang teliti untuk memastikan anggaran digunakan secara bijak dan penawaran yang dipilih adalah yang terbaik. Dengan begitu, semua pihak yang terlibat bisa bekerja dengan lebih profesional dan transparan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun