Mohon tunggu...
Farijal
Farijal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bukan siapa-siapa.

Kadang nulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kami bersama Shin Tae-yong

9 Juni 2021   10:28 Diperbarui: 9 Juni 2021   14:27 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Via Instagram Shin Tae-yong

 

Ini alasan saya mengapa Shin Tae-yong kinerjanya patut diapresiasi, sebelumnya kita semua pasti muak dengan drama-drama pemecatan setiap timnas gagal juara atau tidak lolos di fase grup.

Saya dan kita semua pasti melihat drama itu. Nah, apa hasilnya dari drama tersebut? Apakah justru membuat performa skuad timnas garuda semakin baik atau sebaliknya?

Kerap kali ganti pelatih, begitu pula komposisi pemain juga tidak ketinggalan ikut diganti. Momen manis timnas Indonesia ada pada periode piala AFF tahun 2010. Kala itu Alfred Riedl menjadi juru taktik timnas. Yah, walaupun tidak keluar menjadi juara, setidaknya bisa bertengger menjadi runner up.

Sebetulnya, momen manis itu hampir terulang di periode Luis Milla. Tetapi, kabar berhembus bahwa Luis Milla kontraknya tidak diperpanjang PSSI. Padahal dilihat dari beberapa postingan di laman Instagramnya sering membalas komentar para mantan anak asuhnya.

Sebenarnya salah siapa? Tentunya, tidak ada yang tahu pasti. Apakah pelatih-pelatih ini terlalu segan kepada PSSI karena tidak bisa membawa juara. Menurut Tere Liye, penulis novel terkenal. Semuanya ini salah PSSI titik.

Menurutnya, ditubuh PSSI saat ini, dipengaruhi unsur politik. Pandemi dikambinghitamkan atas menurunya prestasi timnas.

Oke, kita balik ke Shin Tae-yong. Dalam sebuah wawancara dengan wartawan, pelatih berkebangsaan Korea Selatan ini. Mempunyai visi-misi membawa sebuah negara agar persepakbolaan di negara tersebut semakin baik. Bahkan, saat itu banyak klub-klub meminta dirinya untuk melatih.

Menariknya, tawaran itu datang dari klub kaya raya China. Tapi, Shin Tae-yong tidak menjelaskan secara detail klub mana yang meminangnya. Siapa sih yang tidak mau   hidupnya dijamin dengan bergabung dengan klub Liga China. Pemain Liga Eropa banyak berbondong-bondong menuju ke negeri tirai bambu karena nilai gaji yang fantastis.

Seluruh penggemar sepakbola Indonesia perlu mengawal mimpi Shin Tae-yong Jarang-jarang kita melihat tipikal seperti ini. Coba kita lihat, mana ada pelatih yang menerapkan kedisiplinan tinggi. Bahkan, Shin Tae Yong tidak segan memulangkan pemain yang tercatat melakukan tindakan indisipliner. Entah pemain tersebut berpengaruh pada komposisi skuad timnas. Jika memang melanggar, segera dipulangkan.

Kebijakan Shin Tae-yong memang menuai kontroversi. Tapi Shin Tae-yong tetap pada sebuah visi-misinya. Di skuad timnas saat ini, nama-nama pemain muda mendominasi  dan itu jarang terjadi di pelatih-pelatih timnas sebelumnya. Pemain muda dikenal mempunyai daya semangat enerjik yang tinggi.

Indonesia perlu belajar tentang kisah Kim Shin-hwan, pelatih berkebangsaan Korea Selatan ini mengabdikan dirinya untuk persepakbolaan Timor Leste. Perjalanan kisahnya ini sempat diangkat ke layar lebar oleh sineas Korea Selatan. Film yang berjudul A Barefoot Dream itu menggambarkan, dengan jelas, perjuangan Kim untuk sepak bola negara yang dulu merupakan Provinsi Timor Timur tersebut.

Seperti halnya Shin Tae-yong, Kim tidak menargetkan kapan bakal mengakhiri petualangan di Timor Leste. Walaupun banyak klub-klub di Korsel meminta jasanya.

Begitulah, alasan mengapa timnas masih membutuhkan jasa Shin Tae-yong. Kalah menang adalah sebagai bahan evaluasi. Tidak perlu menyalahkan, kawal mimpi-mimpi itu bersama agar kita mempunyai catatan cerita sejarah kepada anak cucu kita nanti tentang prestasi timnas Indonesia saat itu. Dan kita perlu membayar kepercayaan Shin Tae-yong tersebut.

Diujung catatan, kami bersama Shin Tae-yong.

Instagram: @frjlz_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun