Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu...

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Semalam bersama Saskia Laroo dan Warren Byrd di Yogyakarta

7 September 2016   17:34 Diperbarui: 8 September 2016   12:26 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi malam, tepatnya Selasa (6/9) malam, saya bertandang ke Tembi Rumah Budaya yang berlokasi di Sewon, Bantul, Yogyakarta. Ada pentas 'A Jazzy Evening with Saskia Laroo and Warren Byrd' yang tentunya ingin saya tonton dan nikmati. Saya memang menyukai jazz, sekadar penikmat kemawon.

Sudah pasti lah saya baru sekali ini menghadiri pentas duo jazzer itu, kendati keduanya sudah berkolaborasi sejak 2001. Sebagai duo, Saskia yang berasal dari Amsterdam, Belanda, dan Warren dari Hartford, Connecticut, AS, sudah berpentas ke puluhan negara. Di negeri kita, mereka menggelar pertunjukannya di Jakarta dan Yogyakarta.

1000px-09069773-57cfec54f39273934c546746.jpg
1000px-09069773-57cfec54f39273934c546746.jpg
Selain piawai bermain trumpet dan saksofon, Saskia juga seorang pemain bas akustik (upright bass). Warren sendiri adalah pianis jazz sekaligus komposer. Pada pertunjukan yang saya hadiri, Saskia bermain trumpet, saksofon dan sesekali menyanyi; sementara Warren memainkan kibornya dan kadang-kadang turut bernyanyi pula.

Pergelaran dibuka dengan permainan mereka berdua. Tiupan trumpet Saskia langsung menghamburkan lengkingan jazzy yang membuai, sembari ditimpali permainan kibor Warren. Dua komposisi beraroma standard yang dimainkan sepertinya diambilkan dari album mereka 'Two of A Kind: A Tribute to Miles & Monk.' Di AS, Saskia terkenal dengan julukan 'Lady Miles of Europe'. Mungkin karena kecanggihannya bermain trumpet, orang lantas mengaitkannya ke Sang Legenda, Miles Davis.

Cukup itu saja permainan duo Saskia-Warren yang bisa saya nikimati sebab di lagu-lagu berikutnya, keduanya berkolaborasi dengan rekan-rekan dari komunitas jazz Yogyakarta. Artinya, ada tambahan beberapa personil, seperti pemain drum, perkusi, gitar, bass, saksofon, dan dua vokalis (salah satunya rapper). Lagu-lagu yang disuguhkan menjadi cenderung sangat meriah.

1000px-09069790-57cfec7462afbd8048b7d58a.jpg
1000px-09069790-57cfec7462afbd8048b7d58a.jpg
Di tengah nada-nada jazzy yang dihamburkan, muncul vokal sang rapper yang bersemangat, dan audiens pun menyambutnya dengan tepuk tangan. Mungkin karena ada rapper, hampir semua lagu diolah menjadi rancak dan mendorong kita untuk bergoyang, setidaknya menggoyangkan kaki atau kepala.

Saskia sendiri tak henti-hentinya mengajak audiens untuk bangkit dari duduk mereka dan bersama-sama bergoyang, menari. Sejumlah penonton merespons ajakan Saskia dan mereka pun berjoget. Mereka turut bersukaria.

1000px-09069758-57cfec86b47a618a4803a5fc.jpg
1000px-09069758-57cfec86b47a618a4803a5fc.jpg
Jazz yang diramu oleh Saskia dan Warren ini unik, bahkan cenderung cair, bisa dinikmati oleh banyak orang. Tapi begitulah jazz, ia sangat terbuka dan demokratis. Unsur musik apapun bisa masuk untuk diolah menjadi 'ramuan khas' dan setiap pemain punya hak untuk 'bersuara' (maksudnya adalah berimprovisasi). Dan semua itu ada dalam pertunjukan semalam.

**Semua foto adalah koleksi pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun