Mohon tunggu...
Farid Yanuardi
Farid Yanuardi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya karyawan swasta yang memiliki hobi menulis kreatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duta Keluarga Duta Andalan Program Keluarga Berencana Setiap Kelurahan

7 Oktober 2014   17:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mendapatkan buah hati adalah keinginan setiap pasangan yang sudah menikah,buah hati menjadi pelengkap kebahagiaan mereka, dan mendapatkan buah hati juga bagian dari ibadah.Pasca kelahiran bayi adalah momentum yang paling membahagiakan. Tangis dan tawa adalah hiburan hati yang luar biasa,seakan-akan momentum itu kita ingin terus berulang.Tapi bayi tak selamanya bayi dan balita tak selamanya balita,anak kita tumbuh terus dan makin besar biaya hidup dan pendidikannya.Setiap orang tua pasti menghendaki putra-putrinya mendapatkan kebahagiaan dan pendidikan yang memadai.Semua itu sulit terwujud jika jumlah anak tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga.Oleh karena perencanaan jumlah anak harus jadi perhatian pasangan suami istri terutama pasangan muda.
Dalam kehidupan bangsa,setinggi apa pun tingkat kemakmuran negara tidak bisa mensejahterakan rakyatnya jika harus beradu balap dengan pertumbuhan penduduk yang luar biasa. Pengendalian jumlah penduduk harus tetap jadi perhatian penting negara.Harus dipikirkan formula efektif untuk penguatan program keluarga berencana,agar ketakutan lonjakan jumlah penduduk pada tahun 2015-2035 atau bonus demografi bisa kita atasi. BKKBN harus tetap berada pada garda depan pelaksanaan program KB. Filosofi cara yang tepat untuk menebarkan kebaikan adalah dengan memberikan contoh,bisa kita terapkan sebagai formula penguatan program KB. Karena program pengendalian jumlah penduduk dalam bentuk peraturan ketat apalagi regulasi hukum kurang tepat karena memiliki buah hati adalah bagian dari hak dasar yang sangat pribadi.
Cara yang paling tepat yang bisa diciptakan adalah dengan mengangkat duta keluarga di setiap kelurahan.Yang dimaksud duta keluarga adalah sebuah keluarga yang memiliki maksimal 2 anak dan dikenal harmonis oleh masyarakat sekitar.Memiliki anak yang sehat dan berprestasi,tercukupi semua kebutuhan hidup dan pendidikannya.Meskipun tingkat ekonomi keluarga ini biasa-biasa saja atau bukan dari kalangan ekonomi mapan.Dan keluarga ini memiliki suami dan istri yang komunikatif.Duta keluarga statusnya sama dengan pejabat wilayah seperti Ketua RT atau Ketua RW,sehingga harus ada publikasi seperti adanya papan nama di rumah setiap duta keluarga.Duta keluarga dipilih oleh BKKBN berkoordinasi dengan Ketua RT ,Ketua RW dan Kelurahan setempat,satu duta keluarga untuk satu kelurahan.Sebagai tanda terima kasih,setiap bulannya duta keluarga mendapatkan insentif dari pemerintah atau beasiswa pendidikan untuk anak.
Tugas dari duta keluarga adalah tugas pasif dan aktif.Tugas pasif adalah duta keluarga siap menerima kedatangan warga sekitar yang membutuhkan informasi yang berhubungan dengan keluarga harmonis,pendidikan anak dan pentingnya program KB.Sedangkan tugas aktif adalah kegiatan penyuluhan tentang pentingnya program KB di Balai RW atau Kelurahan setiap bulan minimal sekali.Tugas ini dilaksanakan duta keluarga bersama dengan petugas dari BKKBN.Duta keluarga hanya sekedar nama usulan, bisa diganti dengan nama Keluarga Emas,Keluarga Unggulan atau nama yang lain.Yang terpenting adalah keluarga ini menjadi contoh istemewanya manfaat dari program KB.
Memberikan pandangan bahwa kehidupan,kesehatan,dan pendidikan anak dapat terpenuhi secara maksimal karena perencanaan jumlah anak atau program KB,dan bukan karena kemapanan ekonomi semata.Diharapkan keberhasilan dari duta keluarga bisa diikuti oleh warga sekitar sehingga penguatan pelaksanaan program KB bisa efektif.Lonjakan jumlah penduduk pun bisa terkendali dengan baik tanpa kita memaksakan program KB kepada masayarakat melalui peraturan hukum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun