Mohon tunggu...
Farid Elsyarif
Farid Elsyarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis sebagai ekspresi positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Sulit dan Keluh-Kesah, Ganti Gaya Saja

13 Mei 2023   08:12 Diperbarui: 13 Mei 2023   08:15 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Muslim.or.id

Ada yang rambut Panjang dipotong jadi pendek. Ada p[ula yang mengubah hidung-nya agar lebih menarik. Bahkan, ada di antara kita yang tadinya banyak omong. Lalu, kini berubah jadi pendiam alias tidak lagi banyak omong. Ganti gaya saja, jangan begitu-begitu melulu.

Ganti gaya itu berubah. Mengubah dari yang sebelumnya menjadi seperri sekarang yang berbeda. Apapun alasannya, ganti gaya saja. Agar lebih terlihat menarik, lebih segar atau apapun. Karena ganti gaya berarti mau dan berani berubah. Berubah menjadi lebih baik, kenapa tidak? Jadi, ganti gaya saja.

Ganti gaya kan bisa apa saja. Berubah gaya hidup dari yang glamour jadi sederhana. Ganti gaya dari boros jadi lebih hemat. Berubah dari tidak bisa apa-apa jadi punya keterampilan. Berubah dari hidup yang tidak manfaat jadi lebih bermanfaat untuk orang lain. Ganti gaya dalam hidup untuk lebih baik, lebih manfaat. Memang tidak mudah, namun harus diperjuangkan. Berubah dalam proses, ganti gaya dalam bersikap. Jangan begini-begini saja atau begitu-begitu saja.

Katanya ujian hidup makin banyak. Katanya lagi rintangan pun selalu menghadang. Cobaan makin bertebaran di mana-mana. Maka, ada baiknya untuk berubah mumpung belum terlambat. Ganti gaya saja, biar nggak begitu-begitu melulu. Cuma bingung, mau ganti gaya gimana lagi? Apa yang harus diubah?

 

Nah, ini penting. Ganti gaya tidak selalu bersifat fisik. Berubah pun bukan hanya jasmani. Tapi ganti gaya untuk mentalitas. Berubah ke arah ruhaniah. Ganti gaya untuk dua poros kehidupan yang penting. Yaitu "sabar dan syukur". Ganti gaya saja untuk lebih sabar dan bersyukur. Berubah menjadi lebih sabar dan syukur. Sabar dan syukur yang selalu bergantian, bahkan beriringan dalam kehidupan siapapun. 

 

Sabar, mampu menahan diri dari apapun. Sabar dalam kesulitan dan kesedihan. Bahkan tetap sabar dari segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. Entah akibat perbuatan orang lain atau karena diri sendiri. Sabar dalam taat, sabar dalam maksiat, dan sabar saat menghadapi takdir-Nya. Tetap dan perbanyak sabar dalam kondisi apapun.

Syukur, untuk berterima kasih atas segala sesuatu yang diperoleh. Mengakui atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Tidak perlu keluh-kesah apalagi menyalahkan siapapun. Bersyukur bisa seperti sekarang, bersyukur pada setiap keadaan. Selalu bersyukur atas atas karunia yang dianugerahkan Allah SWT.  Tetap dan perbanyak syukur, dalam keadaan apapun dan dimanapun.

Saat sabar dan syukur jadi prioritas, maka segala urusan menjadi lebih baik. Apabila mendapatkan kesenangan, bersyukur. Dan apabila tertimpa kesusahan, tetap bersabar, Maka sabar dan syukur akan memberikan kebaikan [HR Muslim: 2999]. Saat sabar dan syukur, siapapun akan eling dan waspada. Untuk selalu "melihat ke bawah", bukan "menengok ke atas". Agar tidak meremehkan nikmat Allah SWT yang terlimpahkan untuk kita [HR. Muslim: 2963].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun