Mohon tunggu...
Faren Reinhard Mandagi
Faren Reinhard Mandagi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Enjoy

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Socrates - History of Western Philosophy (Russell)

1 Desember 2021   20:36 Diperbarui: 2 Desember 2021   07:05 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salah satu filosof yang paling penting yang mengubah cara berfilsafat itu sendiri yakni Socrates, seseorang yang penuh misteri dan penuh dengan keanehan di pertengahan di abad ke-5 Sebelum Masehi. Dianggap sebagai lalat yang mengganggu masyarakat Athena, namun ia juga didaulat sebagai manusia paling bijaksana di sana. Semua ahli sejarah dan filologi sepakat bahwa Socrates tidak pernah menulis dan meninggalkan sebuah catatan yang bisa dilacak generasi setelahnya.

Pengaruhnya di zaman itu sungguh mengesankan sehingga banyak orang lain tergerak untuk menulis tentangnya dalam penampilan, kepribadian, dan perilakunya serta dalam pandangan dan metode-metodenya. Tiga sumber utama yang digunakan untuk mengetahui siapa Socrates yakni berasal dari naskah yang ditulis Aristophanes, Xenophon dan yang paling sering dirujuk adalah dari Plato.

Ia tidak bekerja untuk mencari nafkah atau berpartisipasi secara sukarela dalam urusan negara. Sebaliknya ia memilih memeluk kemiskinan, sesuatu yang tampak melawan comensense atau pengetahuan umum di zaman itu.

Penyematan gelar filsuf atau seorang yang berfilsafat oleh orang Yunani sebetulnya sudah ada jauh sebelum Socrates dikenal. tokoh-tokoh itu di antaranya Thales, Parmenides, dan lainnya. Mereka yang tertarik pada isu-isu penciptaan, gejala alam, astronomi, dan benda-benda luar angkasa membuat mereka dijuluki sebagai filsuf alam. Sedangkan Socrates muncul dengan fokus yang baru. Ia lebih suka meneropong tentang gejala-gejala sosial, perilaku manusia, pengertian-pengertian yang dipahami manusia seperti apa etika dan sosial politik kenegaraan.

Pekerjaan seumur hidup Socrates terdiri dari pemeriksaan kehidupan manusia, kehidupannya sendiri, dan kehidupan orang lain. Menurut Socrates, kehidupan yang tidak diuji tidak layak untuk dijalani oleh manusia. Pekerjaan itu mengharuskan dirinya untuk selalu bertemu dengan manusia, di mana ada kerumunan manusia di situlah Socrates biasa ditemukan. kebiasaannya adalah pergi ke pasar dan ke sejumlah tempat umum di mana manusia sering berkumpul. Ia bercakap dengan berbagai orang yang berbeda, tua dan muda, pria dan wanita, budak dan merdeka, kaya dan juga miskin. Socrates bercakap dengan siapa saja yang bisa diajaknya dalam metode tanya jawab untuk menyelidiki masalah-masalah serius. Satu hal yang akan dilakukan pertama jika bertemu siapa pun adalah bertanya. Socrates menanyai orang-orang tentang apa yang paling penting, misalnya keberanian, cinta, kehormatan, dan keadaan jiwa mereka secara umum.

Socrates tidak pernah peduli orang yang diajaknya berbicara mau atau tidak, itu pula yang membuat dirinya mendapatkan julukan sebagai Gaple of Athens atau seekor lalat pengganggu Athena. Socrates menggunakan metode yang dikenal sebagai dialog. 'Dia' artinya melintasi atau menyeberangi dan 'Logos' berarti kata atau nalar. Socrates mau mengajak orang-orang agar memperhatikan dan memuaskan jiwa yang ada di tubuh manusianya. Baginya dialog harus menelanjangi jiwa dan refleksi agar orang menjadi sadar akan hidupnya. Dalam dialog, Socrates berpura-pura tidak tahu agar bisa memancing lawan bicaranya untuk mengambil sikap superior atasnya dan membuatnya membangun alur berpikir sendiri. Bagi Socrates, setiap orang telah memiliki basis-basis pengetahuan, persoalannya adalah tidak setiap orang mampu mencapai dan mengkomunikasikan pengetahuan tertentu kepada orang lain.

Anak-anak muda Athena meniru gaya bertanya Socrates. Meskipun kaum muda di kota itu menemaninya dan menirunya, Socrates bersikeras mengatakan bahwa dia bukan seorang guru karena Socrates bukan pemancar informasi yang diterima secara pasif oleh orang lain. Ia menolak perbandingan itu dengan guru. sebaliknya, ia membantu orang lain mengenali sendiri apa yang nyata, benar, dan baik untuk dirinya sendiri. Aneh memang jika melihat perilaku Socrates dengan kacamata hari ini atau zaman itu. Meski ia kemudian dianggap sebagai manusia paling bijaksana di Athena dan banyak manusia yang menganggapnya sebagai guru sejati, namun ia tidak pernah meminta upah atas apa yang dilakukan. Hal itu berbanding terbalik dengan para ilmuwan atau kaum sofis di zaman itu yang hanya mau berbicara dan mengejar yang jika ia mendapatkan upah. Socrates sangat mengagumkan.

Implikasi dari model filsafat yang dikembangkan tidak sebatas menggugah kesadaran manusia atas hidupnya sendiri. Lebih dari itu, Socrates mencoba melakukan revolusi atas sebuah sistem yang dianggap tak benar-benar baik untuk masyarakat Athena di bidang bernegara dan moral keagamaan.

Di bagian negara, pada waktu itu Athena menggunakan sistem demokrasi. Socrates mengkritik praksis demokrasi yang berlangsung maka itu. Dalam demokrasi, keputusan penting diambil dengan dasar keinginan suara terbanyak atau voting. Suara seorang cendekiawan yang bijaksana sama levelnya dengan suara seorang preman pasar.

Setelah itu di bagian moral, Socrates tidak percaya pada dewa-dewa orang Athena. Ia mengatakan pada banyak kesempatan bahwa para dewa tidak berbohong atau melakukan hal-hal jahat lainnya. Sedangkan dewa Olimpus dari para penyihir dan masyarakat kota adalah suka bertengkar dan pendendam. Socrates kemudian memperkenalkan dewa-dewa baru.

Di Athena agama adalah masalah partisipasi publik di bawah hukum yang diatur oleh kalender festival. Keagamaan dan kota menggunakan pendapatan untuk memelihara kuil dan tempat suci. Apa yang dilakukan Socrates dan diikuti oleh anak-anak muda di Athena ditentang oleh banyak pihak. Seorang penyair muda bernama Miletus telah menyusun sebuah dokumen yang menuduh Socrates dengan kejahatan besar ketidaksopanan atau 'asebeia' sebuah kegagalan untuk menunjukkan kesalehan terhadap para dewa Athena. Miletus mengklaim jika Socrates telah menyebabkan moral anak muda Athena merosok. Oleh sebab itu bagi Miletus, Socrates pantas diseret ke pengadilan untuk menerima hukuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun