Mohon tunggu...
Muhamad Fardhansyah
Muhamad Fardhansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Masih Belajar

Masih belajar Antropologi. Pola pikir induksi yang diadaptasi dari socrates, menghasilkan pandangan yang lebih holistik dari berbagai macam perspektif.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Lebaran, Ketupat, dan Mudik dalam Tinjauan Antropologi

10 Mei 2022   20:48 Diperbarui: 12 Mei 2022   11:43 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian yang tidak kalah penting adalah ketupat, yang menjadi hidangan utama pada saat lebaran memiliki arti dari Bahasa Jawa sebagai "ngaku lepat" yaitu mengakui kesalahan. 

Ketupat yang berbentuk segi empat dari anyaman daun kelapa yang rumit diisikan dengan nasi putih, diibaratkan hati yang suci. Ketupat yang dianyam sedemikian rupa dipersiapkan untuk menyambut Lebaran.

Terakhir, mudik yang banyak mengandung makna dari segi sosial ekonomi, juga menjadi momen yang ditunggu menjelang lebaran. Mudik menurut antropolog Neil Muddler dimaknai sebagai proses migrasi lokal yang berlangsung sementara. 

Serta dalam Bahasa Jawa memiliki arti "mulih didik" atau "pulang sebentar".

Oleh karena itu pemerintah Indonesia juga menetapkan hari libur bersama pada saat Lebaran dalam jangka waktu yang cukup panjang, untuk merayakan kegembiraan masyarakat pada saat hari kemenangan. Serta, masyarakat juga dapat mengekspresikan kerinduan dengan pulang ke kampung halamannya.

Bagi seseorang yang merantau karena untuk mencari pekerjaan atau pendidikan, mudik dapat melepaskan kerinduan tersebut. Nilai-nilai seperti silaturahmi dan saling memaafkan terjadi pada saat mereka kembali ke kampung halaman, bahkan dapat lebih mempererat hubungan persaudaraan.

Mereka akan melakukan apa saja untuk pulang ke kampung halaman, menaiki transportasi umum atau kendaraan pribadi meskipun memakan waktu berhari-hari. Pada saat hari lebaran dapat dilihat secara nyata jumlah penduduk di kota-kota besar menurun drastis. 

Hal ini juga sejalan dengan pendapat bahwa kota-kota besar dibangun oleh keberadaan para pendatang (Abeyasekre, 1989)

Dari aspek ekonomi, juga terdapat pemerataan ekonomi ke daerah pada saat lebaran, karena mudik mempercepat kontribusi uang dari kota ke desa yang menjadi tempat pemudik pulang (Iriyanto, 2021). 

Pemudik akan membagikan kebahagiaan kepada kampung halamannya dalam bentuk THR atau bentuk lainnya.

Tradisi pada hari hari raya Idul Fitri tersebut sejalan dengan nilai-nilai Islam untuk saling memaafkan dan membantu sesama, yang termanifestasikan dalam sebuah wadah lokal bernama Lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun