Mohon tunggu...
Farah Najwah Fadhilah
Farah Najwah Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Innalaha Ma 'ana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampus Mengajar Angkatan I: Solusi dalam Meningkatkan Permasalahan di Masa Pandemi

2 Agustus 2021   00:39 Diperbarui: 2 Agustus 2021   00:46 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 1 Bersama Siswa Siswi Kelas 3 di SD Negeri 3 Kedungdawa

Munculnya pandemi Covid-19 telah merubah segala sistem kehidupan masyarakat, terutama kegiatan dan kebiasaan masyarakat. Dari yang terbiasa dengan  bertemu teman dan rekan di sekolah ataupun tempat kerja, kini harus membatasi diri karena kasus Covid-19 yang semakin meningkat dan juga diadakannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini tentu membuat sebagian masyarakat mengalami culture shock karena harus menjalani kegiatan yang bertentangan dengan yang sudah menjadi kebiasaannya.

Pandemi Covid-19 ini bukan hanya berdampak pada Ekonomi, Sosial akan tetapi juga pada sistem pendidikan di negara kita. Bahkan jauh sebelum adanya pandemic Covid-19 ini Indonesia masih tergolong Negara yang memiliki masalah dalam pendidikan diantaranya yaitu mutu pendidikan yang rendah. Karena hal ini  maka pemerintah terus berupaya untuk memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan salah satu diantaranya yaitu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). 

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonseia (Kemendikbud RI) kembali meluncurkan program baru yang merupakan hasil kolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yaitu program Kampus Mengajar. Program ini juga  merupakan implementasi dari kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Medeka (MBKM). 

Program kegiatan Kampus Mengajar angkatan ke-1 ini bertujuan untuk membantu proses pembelajaran pada masa pandemic Covid-19 di Sekolah Dasar yang yang belum terakreditasi A, khususnya pada daerah 3 T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal). Program ini diikuti oleh kurang lebih 15.000 mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Program Kampus Mengajar sangat bermanfaat bagi kemajuan Pendidikan di Indonesia. Para mahasiswa berkesempatan untuk ikut membantu dan berpartisipasi secara langsung memajukan mutu pendidikan bersama program Kampus Mengajar angkatan ke-1. 

Sebagai contoh pelaksanaan Kampus Mengajar di SD Negeri 3 Kedungdawa yang berlokasi di desa Kedungdawa, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. 

Ketika pertama kali mengajar di SD Negeri 3 Kedungdawa, disadari bahwa masih banyak anak-anak yang memerlukan perhatian lebih akan perkembangan psikososialnya yang tentunya akan mempengaruhi hasil akademiknya. 

Rasa empati muncul dan merasakan miris ketika melihat semangat siswa-siswi SD Negeri 3 Kedungdawa untuk masuk ke sekolah walaupun dalam keadaan yang sangat terbatas dan banyak kekurangan, padahal seharusnya mereka mendapatkan pendidikan yang memadai.

SD Negeri 3 Kedungdawa memiliki 6 ruang kelas dimana 2 kelas masih tergolong bagus karena telah direnovasi, sedangkan 4 lainnya tergolong kurang layak. 4 dari 6 kelas yang ada di SD Negeri 3 Kedungdawa ini memiliki fasilitas yang sangat kurang, seperti tidak ada plafon pembatas antara atap dengan ruangan, tidak ada lemari penyimpanan, tembok kelas yang retak, dan meja kursi yang rapuh. 

Pemerintah perlu mempertimbangkan karena bukan hanya faktor kenyamanan tetapi juga menyangkut keselamatan warga SD Negeri 3 Kedungdawa. Ruang kelas merupakan salah satu faktor yang mendukung proses pembelajaran apakah berjalan efektif atau tidak.

Selama masa pandemi Covid-19 ini, proses pembelajaran yang digunakan di SD Negeri 3 Kedungdawa yakni dengan sistem Blended Learning dimana pembelajaran dilakukan secara daring dan luring terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Padahal sedang masa pandemi, kok malah luring? Mengapa? Hal ini bukanlah semata karena melanggar akan tetapi karena situasi dan keadaan siswa yang tidak bisa dihindari. 

Di era globalisasi ini masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk mengakses teknologi, bukan hanya karena alasan gaptek akan tetapi karena keterbatasan sarana. Sama halnya dengan siswa di SD Negeri 3 Kedungdawa yang sebagian besar berlatar belakang dari keluarga petani, masih banyak siswa yang tidak memiliki gawai atau gadget yang seharusnya sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring seperti saat ini.

Karena itulah dengan adanya program Kaampus Menagajar angkatan ke-1 ini para mahasiswa dapat menjadi perantara antara pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan pihak sekolah. Selama 3 bulan para mahasiswa melaporkan perkembangan dan situasi SD Negeri 3 Kedungdawa di situs Merdeka Belajar Kampus Mengajar. Para mahasiswa juga membuat program kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan dan menjadi solusi dari permasalahan yang ada di SD Negeri 3 Kedungdawa yang menyangkut dengan literasi dan numerasi, adaptasi teknologi dan juga administrasi sekolah.

Selama proses kegiatan yang memakan waktu kurang lebih 3 bulan, dapat dirasakan bahwa kegiatan ini memiliki dampak yang besar pada proses pembelajaran di SD Negeri 3 Kedungdawa. 

Para mahasiswa benar-benar mendapatkan hal-hal yang memang menjadi tujuan dari Kampus Mengajar yang mengikuti kegiatan ini, seperti merasakan pengalaman yang berbeda dengan terjun langsung ke lingkungan sekolah, para mahasiswa banyak belajar hal baru, merasakan munculnya sifat kepemimpinan dan kerja sama bersama rekan-rekan, merasakan meningkatnya rasa empati dan soft skills  dalam ranah pendidikan. 

Program Kampus Mengajar angkatan ke-1 dapat membantu guru dan siswa kelas 3 di SD Negeri 3 Kedungdawa untuk mencapai tujuan dari program Kampus Mengajar angkatan ke-1 yakni meningkatkan literasi dan numerasi siswa, adaptasi teknologi dan administrasi sekolah. 

Kegiatan ini berfokus pada membantu mendampingi para guru untuk menjalankan proses pembelajaran dan administrasi yang kreatif dan inovatif seperti membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan barang bekas, eksperimen ilmiah dengan benda di sekitar, membuat kelompok belajar, penggunaan teknologi projector dan video pembelajaran untuk meningkatkan antusias belajar siswa di kelas dengan tujuan khusus mengenalkan teknologi kepada siswa, pembuatan pojok literasi di setiap kelas, pengadaan buku-buku inspiratif dan dapat menarik minat siswa untuk membaca, pengadaan jam tambahan untuk siswa-siswa yang masih mengalami kesulitan belajar, pembaharuan sistem organisasi sekolah, serta pengenalan pemanfaatan dan penggunaan teknologi projector kepada guru-guru dan siswa SD Negeri 3 Kedungdawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun