Mohon tunggu...
Farah Maulida Rahmah
Farah Maulida Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Penerapan JKN Bagi Efesiensi Rumah Sakit

27 November 2021   21:00 Diperbarui: 27 November 2021   21:06 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era JKN ini, Rumah sakit merasakan dampak yang besar dalam memberikan pelayanan. Seringkali, rumah sakit mengalami kendala dalam memberikan pelayanan kepada pasien pengguna JKN, tarif yang diterima rumah sakit pun cukup rendah sedangkan jumlah pasien dan pasien rujukan terus meningkat.

Program Jaminan Kesehatan Nasional yang di luncurkan oleh BPJS Kesehatan membuat perubahan yang besar terhadap sistem pelayanan dan pembiayaan kesehatan. Sistem pembayaran yang diterapkan oleh rs sebelumnya menggunakan fee for service telah berubah menjadi prospective payment system melalui INA-CBGs. Sistem rujukan secara bertingkat sudah mulai diberlakukan dengan lebih ketat dari pelayanan kesehatan primer ke pelayanan kesehatan rujukan.

Rumah sakit masih menganggap besaran tarif yang dikeluarkan oleh INA-CBGs belum rasional karena ada selisih besaran biaya yang dikeluarkan oleh Rumah sakit pada beberapa kasus yang ditindak dengan tarif INA-CBGs. Ini juga dapat berpengaruh pada tingkat efisiensi kinerja pegawai rumah sakit, keterlambatan klaim BPJS Kesehatan juga berpengaruh kepada cash flow rumah sakit yang akan berakibat kepada pelayanan operasional, mutu, dan efisiensi rumah sakit.

Dalam sistem fee for service jumlah permintaan bergantung kepada pelayanan yang akan pasien dapatkan sehingga rumah sakit bebas memberikan pelayanan apa saja. Sementara INA-CBGs menetapkan mekanisme paket berdasarkan penyakit yang di derita pasien. Pada mekanismenya fee for service bersifat lebih terbuka karena biaya di desakan pada setiap layanan yang didapatkan, sementara pada INA-CBGs, bersifat lebih tertutup karena sudah di atur oleh kebijakan pemerintah.

Berubahnya sistem tersebut membuat pihak Rumah Sakit harus dapat menjalankan Rumah Sakit secara efisien tetapi tetap berada dibawah kendali mutu dan mengendalikan biaya agar tetap bertahan di era jaminan kesehatan. Maka dari itu, pemerintah telah menghadirkan Pola Badan Layanan Umum (PK-BLU) dengan tujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan fleksibilitas kepada rumah sakit untuk mengelola finansial secara efisien, efektif dan produktif. Dengan adanya ini, Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan mengembangkannya pada Era JKN ini.

Selain itu rumah sakit juga perlu mengembangkan beberapa strategi untuk mempertahankan ke efektifan dan efisiensi rumah sakit. Rumah sakit juga perlu menyediakan logistik yang cukup agar tidak perlu khawatir saat dibutuhkan. Perubahan yang terjadi ini, bukan untuk mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan, namun bagaimana cara agar rumah sakit melakukan pelayanan secara efektif dan efisien.

Sering terjadinya keterlambatan dalam pembiayaan klaim pengobatan oleh BPJS Kesehatan dan besaran tarif yang tidak sebanding dengan apa yang diberikan, maka rumah sakit mengharapkan pemerintah agar dapat lebih memperhatikan kedua faktor tersebut agar kedepannya tingkat efisiensi rumah sakit dapat meningkat dan pada akhirnya kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat akan semakin membaik dan kualitas menjadi baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun