Mohon tunggu...
Farah Fauziah
Farah Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

halo teman teman :)))))

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Laju Perekonomian Indonesia di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

12 Juni 2020   23:58 Diperbarui: 13 Juni 2020   00:15 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dikutip dari laman Covid19.go.id, hingga kini dinyatakan terdapat 27.549 pasien positif virus corona (02/06/2020). Jumlah yang semakin hari kian bertambah begitu memprihatinkan. Bahkan, pasien yang meninggal dunia sudah mencapai 1.663 orang.

Tidak hanya mengkhawatirkan dari segi kesehatan, pandemi COVID19 memukul keras sektor perekonomian Indonesia. Pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sekitar 2,97 persen saja.

Tentunya, hal ini sangat mengejutkan sekaligus mengecewakan berbagai pihak. Sebab, diketahui PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar sudah diterapkan sejak awal April 2020.

Perekonomian Indonesia

Dari data pertumbuhan tahunan, sumber pendapatan ekonomi terbesar Indonesia di tiga bulan pertama pada 2020 berada di sektor komunikasi dan informasi yaitu mencapai 0.53 persen.

Hal ini berkaitan erat dengan teknologi data dan informasi yang dipakai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia selama PSBB berlangsung. Kebanyakan masyarakat memilih untuk tetap di rumah saja dan bekerja dari rumah.

Termasuk, mengakses pekerjaan, online learning, serta akses hiburan melalui teknologi perangkat digital. Sejalan dengan permintaan akses teknologi dan informasi yang tinggi, volume penjualan listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara) juga sangat pesat.

Dikutip dari rilis BPS (Badan Pusat Statistik), wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, merosot tajam. Pada triwulan 1-2020, hanya ada sebanyak 2,61 juta kunjungan. Angka ini turun sebesar 34,9 persen ketimbang tahun 2019.

Dapat dikatakan, hal ini juga berkaitan dengan larangan penerbangan Internasional yang mulai diterapkan pada pertengahan Februari 2020.

Dari sektor transportasi kereta api dan udara, dipastikan adanya dampak pertumbuhan negatif sejak peraturan PSBB yang diberlakukan pemerintah.

Dampak Pandemi COVID19 Pada Sektor Perekonomian Indonesia

Tepatnya pada Mei 2020, The Singapore University of Technology and Design menyebutkan bahwa pandemi COVID19 dapat segera berakhir secara total pada akhir Juli 2020.

Hal ini mengacu pada metode estimasi pandemi yang mereka gunakan, yaitu Susceptible Infected Recovered (SIR) dengan Data Driven Estimation (DDE ).

Lebih lanjut lagi dikatakan, dari data tersebut pada akhir Mei 2020 peraturan PSBB juga akan segera berakhir di beberapa kota yang akan diikuti secara bertahap di seluruh kabupaten yang ada di tanah air.

Dengan begitu, maka pada awal Juni 2020, aktivitas bisa berjalan dengan normal. Atau yang kini dikenal dengan sebutan NEW NORMAL, yaitu situasi dengan tatanan kehidupan baru dan tetap mengikuti standar kesehatan WHO.

Dampak Situasi New Normal Pada Sektor Perekonomian Indonesia

Menurut penjelasan pengamat ekonomi, Bhima Yudhistira, pemberlakuan situasi New Normal di Indonesia akan mendorong pemulihan sektor ekonomi Indonesia, meskipun bisa saja berjalan lambat.

Pasalnya, selama PSBB  banyak pabrik dan toko-toko yang ditutup paksa, dan mengakibatkan PHK massal yang mencapai jutaan jumlah pengangguran baru.

Namun begitu, masyarakat kemungkinan masih memiliki asumsi bahwa keluar rumah di tengah pandemi Corona yang tak menentu juga masih cukup berbahaya dan berisiko. Sehingga, mereka akan tetap memilih di rumah.

Jenis -- jenis konsumen tertentu bisa saja lebih memprioritaskan kesehatan dan keselamatan ketimbang memberanikan diri keluar rumah saat situasi New Normal diberlakukan.

Bahkan, apabila situasi New Normal diterapkan secara terburu-buru, maka bisa menciptakan ketimpangan yang besar. Contohnya saja untuk menerapkan protokol kesehatan di pabrik.

Bagi perusahaan atau pabrik besar, menerapkan standar kesehatan mungkin hal yang cukup mudah. Tetapi, bagi jenis perusahaan kecil dan menengah atau UKM, mereka membutuhkan anggaran tambahan untuk membeli Alat Pelindung Diri, Hand Sanitizer, Face Shield, membuat wastafel, dll.

Trend Bisnis Baru Pada Perekonomian Indonesia

Dijelaskan lebih lanjut oleh pakar ekonomi, Bhima Yudhistira dari Institute for Development of Economics and Finance, akan muncul trend bisnis baru saat situasi New Normal.

Trend bisnis ini adalah berbelanja secara digital atau berbelanja online. Konsumen millennial yang sangat lekat teknologi, akan cenderung memilih untuk meminimalisir kontak fisik langsung. Sehingga, porsi digital menjadi bertambah besar.

Tak hanya itu, di sektor usaha protokol kesehatan juga akan diawasi cukup ketat oleh pemerintah. Meskipun, beberapa pusat perbelanjaan (mall), pasar, dan pusat keramaian lainnya sudah dibuka, tetapi masyarakat dihimbau tetap mengikuti standar keselamatan dan kesehatan COVID19.

Seperti adanya pemeriksaan suhu badan oleh para petugas memakai thermo scanner, disediakan hand sanitizer, serta wajib memakai masker ketika berada di tempat umum.

Optimis Sektor Perekonomian Indonesia Pulih Saat New Normal

Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Shinta Kamdani, tidak mungkin pemerintah akan memberlakukan PSBB lebih dari 3 bulan. Sebab, banyak sektor industri dan perekonomian yang akan terdampak. Bahkan, para pengusaha mengaku hanya sanggup bertahan hingga Agustus.

Jika pemerintah masih tetap memberlakukan PSBB sampai September, bisa dipastikan PHK massal akan terjadi sebagai efek domino yang lebih besar lagi di Indonesia.

Maka itu, situasi New Normal sebagai langkah awal pelaksanaan pemulihan aktivitas ekonomi dan industri perlu segera diberlakukan.

Hanya saja, mengingat pandemi global masih berlangsung dan dibutuhkan waktu 1 tahun untuk menemukan vaksin COVID19, maka standar kesehatan harus senantiasa diperhatikan.

Pemberlakukan Standar Kesehatan Baru di Perusahaan

New Normal digadang-gadang akan menjadi solusi efektif dalam memulihkan kondisi perekonomian di Indonesia.

Disebutkan oleh Berly Martawardaya, ekonom Universitas Indonesia, pemberlakuan New Normal harus diawasi ketat di sektor industri. Pasalnya, masih  banyak pabrik yang membutuhkan penyesuaian dengan protokol kesehatan ketat sesuai rekomendasi pemerintah pusat.

Misalnya seperti memberikan jarak antara tempat duduk pegawai dengan pengaturan 1,5 meter -- 2 meter. Kemudian, menyediakan hand sanitizer, wastafel, serta masker maupun face shield.

Harapannya dengan pemberlakukan standar kesehatan ketat di perusahaan, tingkat penyebaran virus corona dapat diminimalisir dan pandemi cepat berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun