Gue masih inget sekitar tahun 2010-an masyarakat banyak yang menaruh harapan besar hanya kepada TNI, POLRI dan DENSUS 88 dalam penanganan terorisme. Banyak yang mengkritik kinerja mereka, karena nyatanya terorisme masih marak terjadi.
Kenapa dulu terorisme marak terjadi? Karena dulu tidak adanya pencegahan dan hanya ada penangkapan setelah terjadi aksi terorisme. Sekarang? Selain adanya UU No. 5 Tahun 2018 yang mengatur tentang pencegahan terorisme, ternyata anak muda kayak kita ini sangat dibutuhkan loh! Bukan dengan turut serta angkat senjata tapi menggunakan the power of social media! Gimana caranya?
Yap! Menjadi influencer yang menyebarkan hal-hal yang positif. Ternyata gak cuma itu saja! Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mempunyai program Duta Damai Dunia Maya yang memfasilitasi kalangan muda pegiat media sosial dari 12 kota di Indonesia. Masing-masing kota ada blogger dan warganet (netizen) yang ikut serta.Â
Mereka ini nantinya akan memberikan kampanye deradikalisasi berupa konten-konten positif di media sosial seperti: meme, video, blog. Sebab, infiltrasi gerakan radikal sekarang ini lebih banyak melalui media sosial, dimana para pelaku teror menyebarkan konten kebencian, benih ketakutan, dan hoax.
Bahkan berdasarkan data sasaran program deradikalisasi BNPT Februari 2017, memperlihatkan bahwa lebih dari 52% napi teroris yang menghuni LP ialah generasi muda (usia 17-34 tahun).
Program yang masuk dalam soft approach penanganan terorisme ini juga membuktikan bahwa Pemerintahan di era Presiden Jokowi bukan hanya sekedar lip service untuk memberantas terorisme, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata! Seperti kata beliau: "Kita harus bekerja sama dengan media sosial dalam menyebarkan perdamaian dan toleransi sebagai counter narasi terorisme."
Nah! Apabila dulu pahlawan kita berperang dengan musuh yang terlihat, saat ini kita berperang dengan musuh cyber terorism yang tidak terlihat. Kita sebagai generasi muda bisa menjadi pahlawan untuk negara kita Indonesia bahkan juga di dunia internasional kalau kita terus aktif memerangi cyber terorism ini!
Hal ini semata-mata juga karena Presiden Jokowi ingin memupuk bibit generasi muda yang positif, optimis, menghargai perbedaan, dan baik akhlaknya. Karena kita adalah harapan bangsa yang kelak akan melanjutkan keberhasilan pembangunan saat ini. Kalau generasi mudanya dipenuhi oleh rasa kebencian, pesimis, kebohongan maka ditakutkan kedepannya akan menghasilkan pemimpin yang buruk akhlak dan moralnya.
Jadi, waspadai bibit-bibit terorisme di diri kita dan sekeliling kita! Kalau ada orang yang hobinya menyuarakan ujaran kebencian, hoax, rasisme, dan intoleran sehingga menciptakan kegaduhan jangan-jangan dia teroris atau pro teroris!