Mohon tunggu...
Farah Abimanyu
Farah Abimanyu Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Postgraduate York University

A Wanderer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Udah Gak Zaman Nyinyir, Wahai Emak-emak!

14 September 2018   19:58 Diperbarui: 17 September 2018   17:04 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: setkab.go.id

Wanita Indonesia sebagai Ibu Bangsa Sejati

Pidato Presiden Jokowi pada acara Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum ke-35 International Council of Women yang diselenggarakan di Yogyakarta pada Jumat (14/9/2018) menjadi tamparan keras bagi fenomena politisasi emak-emak yang marak mewarnai kontestasi perpolitikan menjelang pemilu 2019.

Dalam pidato tersebut Presiden Jokowi mengatakan bahwa:
"Peran perempuan Indonesia tak hanya sekedar menyiapkan generasi selanjutnya, namun perempuan juga menjadi benteng penjaga moral generasi bangsa, yang menggerakkan ekonomi keluarga, masyarakat, dan menjaga bangsanya!"

Tak banyak tokoh Nasional laki-laki yang demikian serius membincangkan wanita, setelah Bung Karno di eranya.

Namun, di era milenial saat ini, ternyata bukan hanya Presiden Jokowi bahkan kubu oposisi pun SADAR bahwa peran wanita bagi peradaban sebuah bangsa yang begitu besar.

Hal tersebut dapat dilihat dari awal kepemimpinan Presiden Jokowi yang tidak tanggung tanggung menunjuk 9 Srikandi untuk menjadi Menterinya dalam Kabinet Kerja!!! Sehingga membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan menteri perempuan terbanyak.

Wanita dilibatkan dalam proses kemajuan bangsa. Tidak main2 Menteri-menteri tsb diberi pos strategis! bukan hanya simbolik. Peran wanita dimaksimalkan dalam Pemerintahan. Sehingga gaung mereka hingga ke seluruh Dunia!

Seperti Ibu Susi Pudjiastuti yang terpilih menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, yang telah menenggelamkan 236 kapal asing sejak 2014 hingga 2017. Hingga menaikkan produksi perikanan nasional mencapai 6,83 juta ton dengan nilai Rp 125,3 triliun. Dunia pun melirik kinerja dan kebijakannya dengan anugerah Leaders for a Living Planet Awards dari WWF pada September 2016 dan anugerah Peter Benchley Ocean Awards untuk bidang maritim global pada Mei 2017.

Kemudian ada Ibu Sri Mulyani meninggalkan posisinya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia sejak 2010 yang menggebrak dengan Tax Amnesty yang telah ditutup pada 31 April 2017 lalu, mencatat total pelaporan harta mencapai Rp 4.855 triliun.

Ada Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri yang merupakan Menlu asing pertama yang mengunjungi pengungsian Kutupalong untuk melihat langsung situasi dan kondisi para pengungsi Rohingya di wilayah perbatasan Bangladesh dan Myanmar. Sebagai respon cepat Pak Jokowi, Ibu Retno diutus untuk bertemu langsung dengan Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi. Pemerintah juga mengirim 10 kontainer bantuan untuk Warga Rohingya.

Kemudian ada Ibu Yohana Yembise bukan hanya menteri perempuan pertama dari Papua, beliau juga adalah perempuan Papua pertama yang meraih gelar profesor. Ibu Yohana juga ikut aktif mendorong pihak yang berwajib untuk cepat tanggap terhadap pelaporan mengenai Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun