Mohon tunggu...
Faradila Nov
Faradila Nov Mohon Tunggu... -

mantan anak Mading. Sekarang masih suka nulis di dinding :) @Faradilanov

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dipukuli karena Tak Bayar Bubur Ayam

4 April 2014   02:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:07 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi,

Terkaget-kaget melihat kerumunan orang di pinggiran jalanan Transjakarta, Ada yang sambil teriak dan ada yang sedang seperti dipukuli. Penasaran dalam hati bertanya "ada apa"?..

Aku pun ikut larut berdiri dipinggir jalan bertanya ke ibu-ibu yang juga tengah melihat keadaan yang tidak normal. Mungkin kah ada yang sedang bertengkar?

Ternyata ada sebuah kejadian yang menyebabkan kerumunan itu terjadi. Awal kisah terjadi dimulai dengan seorang Ayah dan anak laki-laki nya yang menikmati bubur ayam di pinggir jalan tanpa membayar.

Lalu Si Penjual Bubur pun berteriak sambil menunjuk Sang Bapak "Pencopet". Kalap, orang-orang yang berada di sekitar situ pun mengejar lalu memukuli si Bapak. Berlari terus berlari si Bapak mencoba kabur dan melintasi jalanan Transjakarta lalu ditabrak kendaraan sepeda motor. Naas Kaki nya patah.

Masih belum selesai, Si Bapak terus dikejar lalu dipukuli lagi dan lagi entah oleh siapa. Diiringi dengan tangisan si anak laki-laki nya. Akhirnya ada yang melerai.

Kasian si Bapak. Beliau mengaku lapar namun tak punya uang untuk membayar bubur ayam yang dinikmati bersama anak nya.

Ia tak pernah mencopet. Ia hanya butuh makan. Tapi ia dipukuli, ditabrak motor hingga kaki nya patah dan kakinya patah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun