Setiap orang sangat menanti hari libur. Itu berlaku bagi mereka yang senantiasa bekerja setiap harinya. Atau mungkin sedang bepergian jauh menuntut ilmu. Tidak pernah bersua lagi dengan keluarga, tetangga, dan teman lama. Itu hanya berlaku bagi mereka yang sibuk. Namun, bagi yang selalu menganggur, maka tidak ada yang namanya libur, kecuali kerja.
Bagi sebagian besar orang Indonesia, liburan Ramadhan adalah yang paling spesial. Istilah "mudik" menjadi sebuah momen penting. Pulang ke kampung halaman, kembali bertemu dengan keluarga di sana, adalah hal luar biasa. Mungkin hal semacam ini tidak ada di negeri lain. Pun kalau ada, tidak seheboh di sini. Tak heran bila diadakan libur khusus lebaran. Tiket kendaraan naik bisa sampai tiga kali lipat.
Orang berjuang keras mendapatkan tiket bus, kereta, atau bahkan pesawat. Hanya untuk pulang dan bertemu dengan keluarga di rumah. Suatu hal yang menyedihkan bagi sebagian kalangan bila tidak mampu membeli tiket lantaran harga naik selangit. Atau mungkin karena kehabisan disebabkan terlambat memesan.
Sebuah nasihat sederhana dari seorang ustaz, "Bagi yang merantau, pulanglah bila ada kesempatan. Jenguk ibu dan bapak kalian. Mumpung mereka masih ada. Mumpung mereka masih bisa dijenguk dan diajak ngobrol. Akan ada masa ketika mereka sudah tidak ada. Dan kalian akan merindukan kebersamaan dengan mereka".
Maka tak heran bila ada sebagian orang yang menabung sejak dini untuk persiapan pulang kampung. Dan itu adalah bentuk bakti kepada orang tua. Sebab, terkadang orang tua tak butuh uang dan harta kita. Mereka hanya menantikan kedatangan kita di samping mereka. Rasa rindu mereka akan terobati dengan pertemuan, bukan cuan. Juga menyenangkan orang tua adalah hal yang sangat mulia. Wallahuaalam.