Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bermaafan "Virtual" dan Konvensional

22 Mei 2020   22:29 Diperbarui: 22 Mei 2020   22:19 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penulis (kanan) bersama Bapak Duta Besar | Noval Alwynni

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali-Imran: 133-134)

Momen bulan ramadan selalu spesial bagi setiap muslim di dunia. Berbagai tradisi tiada henti terus dijalankan setiap tahunnya, dari kombinasi festival budaya, tradisi nyekar, saling berkunjung ke rumah orang tua atau saudara untuk saling bermaafan. Khusus poin terakhir tentang saling bermaafan, merupakan perintah yang telah jelas termaktub dalam QS. Ali-Imran: 133-134 di atas. 

Ada yang terlupa, tradisi saling bermaafan sebelum bulan Ramadan juga ternyata telah lama dilakukan baik secara konvensional maupun secara daring. Jika dulu kita harus bertatap muka untuk mengucapkan saling memaafkan, setelah ada perkembangan teknologi seperti handphone, ternyata dilanjutkan dengan berkirim pesan (sms) antar satu dengan yang lain.

Berbagai carapun dilakukan agar kita dapat tetap terkoneksi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa hal yang pernah dilakukan dalam bermaafan, baik sebelum ramadan dan pada saat hari raya idul fitri.

Bermaafan virtual
Bermaafan secara virtual dilakukan oleh banyak dari kita yang terpisah jarak dan waktu. Kalaupun sebenarnya ada kesempatan untuk bertatap muka, maka saya lebih memilih untuk itu. Seperti kita ketahui bersama, sekarang susah untuk dilakukan baik di dalam negeri ataupun mancanegara.

Namun demikian, banyak hikmah yang saya ambil dari bermaafan virtual, salah satunya penyadaran diri. Penyadaran diri yang dimaksud adalah melalui sungkem digital kepada orang tua, karena tanpanya kita bukanlah siapa-siapa. Orangtua akan sangat senang dengan hanya mendengar kabar anaknya baik-baik saja.

Bermaafan virtual juga melatih kerendahan hati kita, menghilangkan rasa egoisme di dalam hati, yang terlihat dari cara yang sederhana melalui video call dengan aplikasi wechat. Meskipun dalam dunia daring, tapi tidak mengurangi makna kekhusuan dalam bermaafan dengan orang tua atau saudara kita.

Selain itu, bermaafan virtual merupakan wujud terimakasih dari seorang anak kepada orang tuanya, atau yang lebih tua. Dalam budaya jawa, anak muda disarankan untuk mengunjungi yang lebih tua, namun dengan terpisahnya jarak dan waktu, kita dapat melakukan teleconference bersama dengan keluarga besar kita.

Perlu diketahui bersama, bahwasanya bermaafan virtual yang biasa dilaksanakan tidak terbatas menjelang bulan ramadan saja, setiap hari selalu melakukan aktivitas ini dengan berkomunikasi setiap hari. Karena pada dasarnya, berdasarkan ayat di atas bermaafan dapat dilakukan kapanpun, di waktu lapang ataupun sempit.

Open house Duta Besar Milenial
Open house menjadi gelaran resmi KBRI Beijing dalam rangka menyemarakkan hari raya idul fitri. Berbagai persiapan pun dilakukan secara optimal oleh WNI dan mahasiswa atau pelajar yang ada di Beijing. Biasanya kami mengadakan rapat persiapan H-3 sebelum hari raya tiba.

Sosialisasi undangan melalui media sosial, dan persiapan tempat pun dilaksanakan sehari sebelum acara. Relawan bersama-sama membersihkan tempat, mempersiapkan makanan, dan sebagainya. Prosesi bermaafan bermula pada malam takbiran di aula KBRI Beijing yang diikuti seluruh WNI yang biasanya melaksanakan shalat tarawih.

Selanjutnya prosesi saling bermaafan dilaksanakan seusai shalat idul fitri di halaman KBRI Beijing bersama dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT merangkap Mongolia, Bapak Djauhari Oratmangun beserta dengan keluarga.

Tidak terbatas hanya itu, satu jam setelahnya dilanjutkan open house untuk seluruh WNI yang berada di Beijing. Jumlahnya lebih dari 200 orang yang terdiri dari Mahasiswa atau pelajar, WNI yang bekerja di Beijing serta perwakilan berbagai elemen organisasi sosial.

open house di KBRI Beijing | Firmansyah
open house di KBRI Beijing | Firmansyah

Open house selalu spesial karena keramahan bapak duta besar beserta seluruh staff yang menyambut kami semua dengan penuh kasih dan kesantunan. Bahkan, beliau menyempatkan diri untuk mengunjungi setiap sudut atau titik kumpul masyarakat untuk sekedar ber-swa foto dan live IG.

Besar kecil, berpangkat tinggi ataupun tidak sama sekali masing-masing berbaur satu sama lain dalam bingkai silaturahim. Dalam acara itupun tidak hanya sebatas pada umat muslim saja, WNI dari lintas agama pun diperkenankan hadir untuk menikmati berbagai sajian hidangan masakan nusantara.

Lintas batas dunia bermaafan
Bermaafan saat ini tidak terbatas hanya pada bertatap muka satu sama lain, akan tetapi juga dapat melalui virtual menggunakan platform media sosial. Keterbatasan antar kota, propinsi, budaya, bahkan dunia saat ini sudah terbuka lebar melalui perkembangan teknologi digital.

Sudah saatnya kita berkembang untuk melintasi dan mengekplorasi zaman, berbagai platfom digital harus digunakan untuk keterjangkauan satu sama lain. Bermaafan yang tidak harus bertatap muka merupakan era baru dalam abad ini, meskipun masih mengundang beragam kontroversi. Banyak dari kita terkesan kurang puas jika tidak bertatap muka langsung, sehingga berbagai cara unik pun dilakukan demi mencapai tujuan.

platform melintas batas bermaafan | dokpri
platform melintas batas bermaafan | dokpri
Kejernihan hati dan pikiran, serta selalu siap untuk beradaptasi dengan dunia baru mau tidak mau harus dilakukan. Jika kita tidak cerdas dalam menatanya, maka akan timbul kegelisahan hati, karena selama ini kita selalu berdasarkan pada apa yang dirasa dalam fisik, bukan apa yang berkembang dalam hati.

Sebagai penutup, bermaafan secara daring (virtual) selalu memberi kesan sendiri, meskipun pada awalnya terasa kurang meyakinkan. Kemampuan kita beradaptasi dengan lingkungan menjadikan kita dapat terus bersemangat, kapanpun dan dimanapun. Karena bermaafan tidak akan hanya terbatas pada jarak dan waktu, saat ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Dont worry, be happy!

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References

note: foto diatas merupakan dokumen bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun