Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manfaatkan Start-Up, Penjahit Bersatu Lawan COVID-19

8 April 2020   00:07 Diperbarui: 8 April 2020   08:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Founder jahitin.com, Asri Wijayanti | jawapos.com

Start-up digital jahitin.com ini telah berdiri empat tahun yang lalu. Start-up ini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan penjahit di seluruh Indonesia. Mereka memiliki Akademi Jahitin, dapat menerima pesanan, dan ada juga pelajaran tentang Teknik menjahit. Saat ini, sudah ada 500 tenaga kerja yang telah bergabung. Mereka tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

Dengan jargon "buy one help one" diharapkan orang dapat membeli masker sekaligus beramal. Masker sudah di distribusikan ke Malang dan Sumatera. Untuk dapat membedakan produk dari jahitin.com, pembeli dapat mengamati dengan adanya lubang diantara dua lapis kain, yang mana bisa berfungsi sebagai tisu (mirip seperti di Australia ya).

Buleleng juga tampil
Penjahit di Buleleng bergerak untuk membuat masker dan APD, dan kemudian di distribusikan ke berbagai rumah sakit di daerah nya. Dalam sehari, dapat mencapai 500 buah masker namun hanya memiliki delapan karyawan.

Dia adalah Arta yang dalam kurun waktu lima belas hari berhasil memproduksi seribu lusin masker kain. Untuk harga maskernya adalah 90 ribu, sedangkan per masker di jual dengan harga delapan ribu rupiah. Bahan yang digunakan pun sama, yaitu kain katun dengan harga per meter sekitar Rp45 ribu rupiah.

Berbeda dengan Asri, Arta tergabung ke dalam UMKM buleleng. Permintaan terbesar berasal dari rumah sakit dan instansi swasta yang berada di Buleleng. Dengan adanya permintaan masker dalam jumlah besar, ternyata dapat membantu warga sekitar dalam meningkatkan taraf hidup ekonomi rakyat.

Nol Rupiah masker
Warga di Desa Sumampir, Kecamatan Rembang bersama-sama mendonasikan uangnya untuk dialokasikan dalam pembuatan masker kain. Saat ini, sudah ada dua puluh penjahit yang dengan sukarela membuat masker dan dibagikannya kepada warga masyarakat.

Ilustrasi pembuatan masker di Sumampir | radarbanyumas.co.id
Ilustrasi pembuatan masker di Sumampir | radarbanyumas.co.id
Dalam sehari dapat dibuat sekitar lima puluh masker untuk per-orang, namun permintaan yang datang justru sampai puluhan ribu. Hal ini yang membuat tantangan tersendiri bagi para relawan di desa tersebut.

Dengan hasil donasi sekitar 5.8 juta rupiah, telah menghasilkan 2.500 masker. Sedangkan permintaan diangka 6000 buah, dan saat ini sedang dikejar sampai dengan 4000 buah masker.

Masker diprioritaskan untuk tenaga medis dan kesehatan di Puskesmas Rembang, hal ini karena disana kehabisan masker untuk bedah dan standar APD. Tidak hanya itu, Relawan juga memiliki target agar sebelas ribu warga dapat menggunakan masker di setiap rumah dan aktivitasnya.

Mendapatkan dukungan dari DKI
Angin segar datang dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ditengah kebingungan tentang keberadaan masker, pada saat yang sama Gubernur memberikan himbauan tentang penggunaan masker kain untuk aktivitas sehari-hari. Tidak hanya itu, masyarakat yang berada di luar rumah sudah wajib menggunakan masker kain.

"Selalu menggunakan masker ketika berada atau berkegiatan di luar rumah, tanpa kecuali. Menggunakan jenis masker kain minimal dua lapis yang dapat dicuci. Secara rutin mencuci masker yang digunakan, dikerjakan tiap hari," ujar Anies dalam seruan itu seperti dilihat detikcom, Sabtu (4/4/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun