Mohon tunggu...
fany puspita w
fany puspita w Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Ilmu komunikasi , fisip untirta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rasisme, Sebuah Isu yang Tak Kunjung Usai di Dunia

8 Desember 2019   10:19 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:24 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasisme Sebuah Isu Yang Tak Kunjung Usai Di Dunia

Oleh : Fany Puspita Wardhani

Kita sudah tidak asing lagi mendengar kata rasisme, kata ini sangat sering kita dengar di berbagai media seperti rasisme membeda-beda kan orang yang dilihat dari warna kulit, suku, hingga daerah tinggal. Doktrin rasisme menegaskan bahwa darah merupakan penanda identitas bangsa etnis.

Rasisme adalah suatu sistem gagasan kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Mereka bisa melakukan apa saja karena merasa lebih unggul. Akhirnya, hak-hak dari orang yang berbeda itu justru dilanggar. Bahkan mengarah pada tindakan kriminalisme.

Rasisme ada di dunia ini sejak lama. Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. Misalnya kita sering menebak-nebak bahwa orang suku ini sifat nya seperti ini, orang kulit hitam seperti ini tingkahnya, dan merasa bahwa kita adalah orang yang benar. Sikap dan tindakan seseorang tidak bergantung pada hitam, putihnya warna kulit, suku, ras seseorang.

Diskriminasi ini mengacu kepada pembedaan, atau pembatasan berdasarkan asal etnis atau nasional, jenis kelamin, usia, kecacatan, status sosial atau ekonomi, kondisi kesehatan,bahasa , agama, opini, atau lainnya, memiliki efek merugikan atau meniadakan pengakuan atau pelaksanaan hak-hak dan kesetaraan kesempatan bagi orang-orang. diskriminasi merujuk pada tindakan membedakan atau segregasi yang merongrong kesetaraan.

Biasanya digunakan untuk merujuk pada pelanggaran hak-hak yang sama bagi individu dengan masalah sosial, usia, ras, agama, politik, orientasi seksual atau gender.Istilah rasisme telah digunakan dengan konotasi buruk paling tidak sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.

Bisa dikatakan seseorang yang melakukan rasisme memiliki pola pikir yang cenderung yang merasa bahwa dirinya lebih bagus di bandingkan dengan yang lain nya, Pola pikir ini sangat berbahaya namun masih saja ada orang memiliki pola pikir seperti ini.

Salah satu contoh kasus rasisme yang paling terkenal dalam sejarah internasional adalah Misalnya rasisme di Amerika serikat, yang terjadi karena adanya bangsa kulit putih yang merasa menjadi superior dibandingkan bangsa kulit hitam. Tentu kita tak akan melupakan rasisme dalam bentuknya yang paling biadab. Melewati peristiwa sejarah yang ekstrem itu, rupanya rasisme masih hidup hingga sekarang, termasuk di Asia Timur.

Sedangkan di nusantara terdapat kasus Yaitu kejadian yang terjadi di Surabaya dan Malang, adanya intimidasi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua yang ada di sana, masyarakat papua mungkin merasa tersinggung akan kejadian ini. Apalagi dalam kejadian tersebut ada pihak yang menyebut mereka "Monyet", karena itu adanya kerusahan dan demo di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun