Mohon tunggu...
Fantasia Imanda Putri
Fantasia Imanda Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Profil Baca

Musik, suka buat film pendek, suka foto-foto. Everything that makes me greater.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Setelah 10 Tahun Ditinggalkan

16 Maret 2018   11:57 Diperbarui: 16 Maret 2018   11:58 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang anak berusia 6 tahun berhasil lolos dari pembunuhan keluarga yang terjadi di rumahnya dalam semalam. Berdasarkan desas-desus orang lain yang kudengar, pembunuhan tersebut disebabkan ada keinginan oleh kelompok yang tidak diketahui identitasnya itu. Barangkali keluarga itu ada urusan yang sangat serius. Sebenarnya kejadian ini sudah sangat lama, hanya saja seperti ada bisikan dalam hati untuk segera membuka cerita itu lagi.

Jadi begini, waktu itu aku sempat bertemu dengan orang yang tinggalnya tidak jauh dari lokasi pernah terjadinya pembunuhan. Sebut saja Nawi. Ia berusia 35 tahun. Kalau dihitung kilas balik, kejadian itu sudah berlangsung 10 tahun yang lalu saat ia masih menjadi mahasiswa. Pertama kali aku tanya tentang hal itu, mimik wajahnya berubah. Seakan tersimpan banyak hal yang begitu pilu.

Langit sore kala itu benar-benar cerah. Tepat sekali bagiku untuk bertemu dengan Nawi lagi. Kali ini aku akan mewawancarainya dengan sangat panjang. Aku juga sudah mengadakan janji dengannya, dan ia setuju dengan pertemuan kita. Aku mempercayainya sebagai sumbernya, karena tak mungkin aku bertemu langsung dengan korban.

Kami mengobrol di halaman rumahnya. Aku disuguhkan kopi untuk pertama kalinya dan juga sepotong roti. Ia memulai obrolan hangat itu. 

"Sudah 10 tahun lamanya rumah itu dibiarkan. Setelah kau datang, masalah itu kembali membuka tanda tanya. Saat itu aku masih menjadi mahasiswa. Kalau dibilang takut, ya takut. Karena siapa yang akan menduga datangnya masalah seperti itu", ujar Nawi

"Jadi, bagaimana kronologinya, pak?"

"Saya tidak tahu pasti. Yang saya ingat, malam itu sekitar jam 8 aku mendengar keluarga di rumah itu baru pulang. Ada bapak, ibu, dua anak perempuan, satu anak laki-laki, dan yang paling kecil berusia 6 tahun. Malam itu juga aku sedang mengerjakan tugas kampus."

"Lalu, pak?"

"Keesokan paginya, aku melihat rumah itu sudah dikerumuni banyak orang. Aku sudah ketar-ketir dalam hati, ternyata ada pembunuhan sekeluarga. Benar-benar buat saya takut. Tapi anehnya, malam itu aku tidak mendengar jeritan meminta tolong"

"Sebelumnya, apa bapak mengenal keluarga tersebut?"

"Tidak. Saya saja sibuk dengan kuliah dan tidak sempat berinteraksi dengan mereka"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun