Mohon tunggu...
fanny andriamy
fanny andriamy Mohon Tunggu... Guru

Hidup akan terus melaju bahkan ketika kakimu patah, walau terseok tetap lah melangkah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran inklusif di SMPN 26 Tangerang

15 Oktober 2025   22:14 Diperbarui: 15 Oktober 2025   22:16 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk menindaklanjuti Undang-Undang dan Peraturan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dan Permendiknas N0. 70 Tahun 2009 mengenai pendidikan inklusif. Pemerintah Kota Tangerang melaksanakan Sekolah penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) di 13 Sekolah Menengah Pertama Negeri pada tahun 2021, dan SMPN 26 Tangerang menjadi Salah satu dari 13 Sekolah yang terpilih untuk mensukses program tersebut. 

Dari awal di jalankan nya program sekolah inklusif di SMPN 26 Tangerang, peserta didik yang diterima melalui jalur PPDB ABK telah terjaring peserta didik dengan berbagai macam jenis disabilitas, mulai dari tuna grahita ringan, tuna daksa, slow learner, dan juga tuna rungu. Dan selama menjalankan program Sekolah inklusif, SMPN 26 Tangerang juga telah meluluskan 3 orang peserta didik berkebutuhan khusus dengan jenis disabilitas tuna daksa dan tuna grahita ringan pada tahun ajaran 2022/2024.

Dengan telah berjalan nya program sekolah inklusif di SMPN 26 Tangerang, ada kendala-kendala yang dihadapi oleh guru mata pelajaran umum seperti guru seni, karena belum memiliki kemampuan yang memadai dalam kegiatan pembelajaran inklusif terlebih dalam IEP (Individualized Educational Program). 

Berdasarkan hasil Kuesioner yang telah dibagikan kepada 3 orang guru seni Musik, ketiga guru menyatakan bahwa mereka belum cukup terlatih dalam menyusun IEP, pernyataan ini juga diperkuat dengan pendapat dari peserta didik berkebutuhan khusus yang menyatakan bahwa mereka sulit mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dan juga terkadang bingung dengan apa yang guru sampaikan, sehingga mereka ketika di dalam kelas hanya diam dan tidak begitu aktif dalam kegiatan di kelas. Sehingga itu menimbulkan ketidaksetaraan capaian hasil belajar serta tingkat kreatifitas antara peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik normal. 

Untuk bisa mengatasi hal tersebut, akan dilakukan penelitian pengembangan model pembelajaran untuk peserta didik berkebutuhan khusus berbasis multiple intelligences. Dengan memahami kecerdasan dominan dari peserta didik, maka guru akan bisa memberikan kegiatan pembelajaran yang bisa menstimulasi kemampuan peserta didik sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki. Dan diharapkan mampu meningkatkan kreativitas serta hasil belajar peserta didik berkebutuhan khusus di SMPN 26 Tangerang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun