Maka dari itu, tidak pantas jika pembelaan kita terhadap LGBT hanya karena hal ini diakui sebagai hak seksual, didukung oleh negara maju, dan menunjukkan kemanusiaan karena itu semua lebih didasarkan pada prasangka, logika, dan pemikiran manusia saja. Allah telah tetapkan fitrah manusia untuk berpasangan, sebagaimana hewan dan tumbuhan pun diciptakan berpasangan. Ada hewan jantan dan ada pula betina. Ada benang sari dan ada pula putik. Ada tuan dan ada pula puan. Berpasang-pasangan sesuai fitrah yang telah ditetapkan. Karena kemanusiaan tidak dapat dijadikan alasan untuk menolak kekuasaan Tuhan.
2. Agama adalah pedoman kehidupan
Salah satu argumen yang diutarakan oleh para penentang keharaman LGBT dalam masyarakat adalah keharaman LGBT didasarkan pada dalil agama. Agama adalah ranah individu yang tidak boleh dicampur dengan ranah publik. Tentu argumen ini rancu.
Bagaimana mungkin kehidupan masyarakat dapat dipisahkan daripada ajaran agama, terutama Islam? Mengapa kita perlu berbuat baik kepada tetangga? Karena Rasul menyatakan tidak beriman seseorang yang tidak meghormati tetangganya. Mengapa kita harus menaati pemimpin? Karena Allah berfirman, “Taatilah Allah, taatilah Rasulullah, dan pemimpin di antara kalian”. Mengapa kita bertransaksi jual beli? Karena Allah berfirman, “Dan Allah halalkan jual beli dan diharamkan riba”. Jadi bagaimana mungkin kita bisa memisahkan kehidupan sosial daripada ajaran agama?
Allah Swt. berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 185
“Bulan ramadhan, yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan atas petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan salah)”
Al Quran sebagai kitab suci, pedoman dalam beragama Islam, juga menjadi pedoman dalam kehidupan manusia. Ketika sudah diberikan tetapan hukum sebagai petunjuk menuju kebenaran, jangan sampai kita meragukannya apalagi menolaknya hanya dengan alasan ‘agama urusan individu’. Maka jika di dalam Al Quran sudah ditunjukkan hukumnya, mengapa masih mau untuk beralih?
3. Jangan menyalahkan orang yang salah dengan cara yang salah
LGBT adalah perilaku yang salah. Meski demikian, Islam tetap merupakan agama yang adil dan sesuai dengan fitrah manusia. Terhadap orang yang salah baik sadar maupun tidak, tetap harus berpegang pada keadilan. Jangan menghakimi orang-orang yang salah dengan cara yang salah. Solusi terdepan, yakni musyawarah. Berikan penjelasan mengapa ini salah dan apa yang seharusnya dikerjakan. Berikutnya, saling menasehati. Tidak perlu dengan cara yang kasar, tetapi dengan kelemahlembutan.
Allah Swt. berfirman dalam surat Ali Imron ayat 159
“Maka disebabkan rahmat Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya”