Sementara itu, di Madagaskar, Presiden Andry Rajoelina melarikan diri pada 13 Oktober 2025 setelah kehilangan dukungan dari unit militer elit CAPSAT.Â
Unit ini berbalik mendukung protes yang dipimpin oleh "Gen Z Madagaskar", yang menuntut pengunduran dirinya terkait korupsi dan krisis layanan dasar seperti listrik dan air.
Protes dimulai pada 25 September dan berkembang menjadi pemberontakan militer pada 12 Oktober.Â
CAPSAT mengklaim kendali atas operasi keamanan nasional dan menunjuk Jenderal Demosthene Pikulas sebagai kepala staf angkatan bersenjata yang baru  .Â
Presiden Rajoelina mengklaim bahwa ia melarikan diri karena ancaman terhadap nyawanya, sementara para pemimpin militer menyebutnya sebagai "peralihan kekuasaan" yang sah.
Tren Global: Kebangkitan Aktivisme Gen Z
Kejadian di Nepal dan Madagaskar mencerminkan tren global di mana generasi muda menggunakan media sosial dan mobilisasi daring untuk menuntut perubahan politik.Â
Gerakan serupa telah menggulingkan pemerintahan di Bangladesh dan Sri Lanka, serta mempengaruhi dinamika politik di Kenya, Indonesia, dan Peru.
Di Nepal, para aktivis muda kini fokus pada pemilihan umum yang dijadwalkan pada 2026, dengan harapan dapat membentuk pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel  .
ReferensiÂ
1.Wikipedia. (2025). 2025 Nepalese Gen Z protests. Diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/2025_Nepalese_Gen_Z_protests