Kekuatan besar yang gagal memperhatikan rakyat lemah adalah narasi kemanusiaan yang berbahaya---dan bahwa pahlawan sejati berdiri untuk yang tak berdaya tanpa izin siapa pun
Konflik disajikan melalui dua negara fiksi: Boravia --- negara kuat sekutu AS dengan militer mutakhir, dan Jarhanpur --- negara miskin, tak berdaya, dihuni etnis non-putih.
Banyak kritikus menganggap Jarhanpur adalah alegori Gaza atau Palestina: penduduk lokal menyerang tanpa senjata, sementara Boravia melakukan agresi termasuk terhadap wanita & anak-anak yang hanya melindungi diri dengan batu atau tongkat.
Superman sebagai Figur Moral Otonom
Superman menyatakan:Â "Aku mewakili diriku sendiri"Â saat ditanyai alasan intervensinya di Jarhanpur, menolak klaim bahwa dia agen Amerika Serikat.
Sikap ini mencerminkan evolusi tokohnya---dari simbol "Kebenaran, Keadilan, dan Cara Amerika" menjadi pahlawan kosmopolitan yang mengutamakan nilai kemanusiaan global.
Kritik Imperialisme & Sosial Engineering
Luthor digambarkan sebagai pemain elit global---mendukung perang Boravia atas keuntungan sendiri, paralel dengan figur oligarki dunia nyata seperti Donald Trump.
Film menunjukkan bagaimana konflik disamarkan lewat "krisis buatan" (seperti ancaman black hole) agar agresi meluas tanpa perhatian publik --- analog dengan strategi untuk mengaburkan krisis Gaza ketika perhatian global dipusatkan pada event besar dunia.
Respons & Reaksi Publik
Film menuai kontroversi: