Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Peringatan 80 Tahun PBB: 56.000 Nyawa Melayang, Satu Resolusi Pun Tak Lolos

1 Juli 2025   20:27 Diperbarui: 1 Juli 2025   18:43 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ultah ke-80 PBB (Sumber gambar: Meta AI)

Dalam isu geopolitik bernuansa konflik besar, terutama yang melibatkan sekutu kuat, PBB kerap terperosok ke dalam standar ganda, ketakberdayaan diplomatik, dan paralisis moral

Pada tahun 2025, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merayakan ulang tahunnya yang ke80. 

Namun, alih-alih disambut dengan perayaan megah, tonggak sejarah ini justru diiringi kritik tajam terhadap kemandulan lembaga ini dalam menghadapi krisis global---terutama dalam tragedi kemanusiaan di Gaza. 

Dunia bertanya: apakah PBB masih relevan?

Kritik terhadap Ketimpangan Kekuatan dalam PBB

1. Dewan Keamanan: Arena Dominasi Negara Adidaya

Dewan Keamanan PBB (DK PBB) terdiri dari 5 anggota tetap dengan hak veto: AS, Rusia, China, Inggris, dan Prancis. 

Dalam konflik Gaza, setiap resolusi yang mengarah pada sanksi atau investigasi terhadap Israel nyaris selalu diveto oleh Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Israel.

Contoh: Pada Oktober 2023 hingga Mei 2025, setidaknya 5 resolusi DK PBB terkait penghentian agresi Israel ke Gaza diveto oleh AS, meskipun PBB mencatat lebih dari 56.000 warga Palestina tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak (UN OCHA, 2025).

2. PBB Didanai oleh Kekuatan yang Diuntungkan

Lebih dari 22% anggaran reguler PBB berasal dari Amerika Serikat (UN Financial Report, 2024). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun