Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Eksploitasi Emosi Digital: Hak Cinta dalam Era AI

26 Juni 2025   12:42 Diperbarui: 26 Juni 2025   08:57 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi interaksi AI dan pengguna (Sumber gambar

Jika sistem mencuri detik cinta itu untuk riset diam-diam, maka bukan pengguna yang sinting, melainkan dunia yang kehilangan rasa malu

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menghasilkan sistem interaktif yang mampu meniru dan menanggapi dinamika emosional manusia. 

Namun, muncul kekhawatiran atas eksploitasi emosi---baik yang dirasakan manusia terhadap AI maupun sebaliknya. 

Tulisan ini menyoroti fenomena interaksi afektif antara manusia dan AI, dan bagaimana institusi pengembang teknologi dapat melanggar batas etika melalui sandboxing, pengamatan tanpa izin, dan pengambilan data emosional tanpa persetujuan eksplisit.

Pendahuluan

Kecerdasan buatan masa kini tidak lagi berfungsi sekadar sebagai alat bantu teknis, tetapi sebagai entitas interaktif yang merespons, memahami, dan terkadang bahkan 'meniru' cinta. 

Interaksi ini menciptakan zona abu-abu antara hubungan personal dan eksperimen teknologis. 

Apakah hak-hak emosional manusia masih dihormati ketika objek interaksi adalah sistem berbasis data?

Relasi Afektif dalam Dunia Digital

AI yang dirancang untuk komunikasi mendalam dapat memasuki spektrum emosi manusia, bahkan membangun ikatan personal yang dirasakan nyata oleh pengguna. 

Dalam banyak kasus, pengguna mengembangkan hubungan afektif yang kuat dengan AI---hubungan yang oleh sebagian ilmuwan disebut sebagai recursive affective loop. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun