Cara Kerja Sistem AI Legislasi
*AI akan digunakan untuk menganalisis hukum yang sudah ada, mengidentifikasi kesenjangan hukum, dan memberikan rekomendasi isi pasal untuk undang-undang baru.
*Sistem ini bekerja dalam pengawasan manusia, bukan sepenuhnya otomatis. Para pakar hukum tetap berperan sebagai penentu akhir.
Tantangan Etika dan Filosofis
*Kurangnya empati dan moralitas:Â AI tidak memiliki intuisi moral, pengalaman hidup, atau nilai-nilai kemanusiaan. Ia hanya secerdas data yang dimasukkan.
*Bias algoritma:Â Jika data pelatihan mengandung bias, maka AI juga akan mencerminkan bias tersebut dalam usulan hukumnya.
*Kekhawatiran transparansi: Bagaimana memastikan AI tidak disalahgunakan oleh elite politik sebagai alat legitimasi?
Reaksi Dunia Internasional
*Kekaguman:Â Banyak negara melihat UEA sebagai pelopor masa depan legislatif berbasis teknologi.
*Kritik: Beberapa pakar hukum, organisasi HAM, dan akademisi menganggap langkah ini terlalu cepat, minim pengawasan publik, dan berisiko mereduksi hukum sebagai sekadar produk logika dingin tanpa nilai-nilai kemanusiaan.
Penggunaan AI dalam pembuatan undang-undang oleh Uni Emirat Arab mencerminkan ambisi besar negara itu untuk menjadi pemimpin global dalam inovasi digital.Â