Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi dan Politik Indonesia dalam Cengkeraman AI

18 April 2025   07:56 Diperbarui: 18 April 2025   07:56 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi demokrasi dan politik dalam cengkeraman AI (Sumber gambar: Meta AI)

Suara rakyat harus tetap lebih keras daripada bisikan algoritma. Sebab dalam demokrasi kita sejati, bukan data yang berdaulat---tapi manusia

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, politik tak lagi hanya bertumpu pada kampanye fisik, baliho, dan debat di layar kaca. 

Dunia politik kini bergerak cepat menuju ruang digital, di mana kecerdasan buatan (AI) dan algoritma prediktif memainkan peran besar dalam membentuk opini publik, mengarahkan perilaku pemilih, bahkan memengaruhi hasil pemilu.

Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, bukan pengecualian. 

Baca juga: Rumah Bernama Kamu

Dengan populasi muda yang sangat aktif di media sosial dan penggunaan internet yang tinggi, Indonesia menjadi "ladang emas" bagi operasi digital-politik. 

Namun, seiring dengan potensi besar ini, muncul pula ancaman laten: manipulasi masif terhadap demokrasi melalui teknologi yang tak kasat mata.

AI dan Microtargeting Politik

Microtargeting adalah strategi di mana kampanye politik mengelompokkan pemilih berdasarkan data perilaku dan preferensi mereka, lalu menyasar mereka dengan pesan yang disesuaikan.

Dengan bantuan AI:

- Pemilih dikategorikan berdasarkan aktivitas digital (like, comment, share, retweet).

- Konten politik kemudian disebar secara terarah --- misalnya, pemilih religius akan disasar dengan isu agama, sementara pemilih muda lebih diberi konten soal pekerjaan dan gaya hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun