Penerimaan pengungsi bisa jadi justru membantu agenda terselubung yang ingin mengosongkan Palestina dari rakyatnya
Konflik Israel-Palestina bukan hanya soal wilayah dan identitas, melainkan telah menjadi panggung geopolitik global yang rumit.Â
Dalam situasi terkini yang memperlihatkan krisis kemanusiaan mendalam di Jalur Gaza, Indonesia menyatakan niat menerima pengungsi Palestina.Â
Sebuah pernyataan yang terdengar mulia, namun memicu berbagai analisis kritis: Apakah ini murni sikap kemanusiaan? Ataukah bagian dari strategi politik luar negeri dalam menghadapi tekanan dan peluang global, seperti negosiasi ekonomi dan hubungan dagang, terutama dengan Amerika Serikat?
Indonesia dan Posisi Historis terhadap Palestina
Sejak era Presiden Soekarno, Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat terhadap perjuangan rakyat Palestina. Tidak mengakui Israel dan mendukung Palestina dalam forum internasional menjadi simbol konsistensi tersebut.Â
Namun, sikap ingin menerima pengungsi Palestina adalah langkah baru yang secara nyata melibatkan konsekuensi domestik dan global.
Analisis Kepentingan Humaniter vs Strategi Geopolitik
Penerimaan pengungsi sering diposisikan sebagai bentuk simpati dan tanggung jawab moral terhadap korban perang.Â
Tetapi dalam diplomasi, tindakan ini bisa mengandung maksud tersembunyi:
- Manuver diplomatik terhadap negara-negara besar