Sejarah Indonesia mencatat banyak kisah heroik tentang perjuangan melawan penjajahan, tetapi salah satu yang paling mencolok adalah kisah para wanita Aceh
Tidak hanya dikenal karena kecantikannya, wanita Aceh juga terkenal karena keberanian, keteguhan, dan kesetiaan mereka kepada bangsa serta suami mereka.Â
Dalam perjuangan melawan Belanda, mereka bukan hanya pendukung, tetapi juga pejuang di garis depan. Dua sosok yang paling menonjol adalah Cut Nyak Dhien dan Cut Meutia, wanita-wanita tangguh yang lebih memilih berjuang di hutan bersama suami mereka daripada tunduk kepada penjajah.
Cut Nyak Dhien: Singa Betina dari Aceh
Cut Nyak Dhien lahir di keluarga bangsawan Aceh dan sejak kecil sudah memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.Â
Setelah menikah dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, ia terlibat langsung dalam perjuangan melawan Belanda.Â
Ketika suaminya gugur dalam pertempuran, ia menikah dengan Teuku Umar, seorang pejuang kharismatik yang menggunakan strategi unik dengan berpura-pura bekerja sama dengan Belanda sebelum akhirnya berbalik menyerang mereka.
Kehebatan Cut Nyak Dhien tidak hanya dalam mendukung suaminya, tetapi juga dalam memimpin pasukan sendiri.Â
Setelah Teuku Umar gugur, ia tidak menyerah. Meski usianya semakin tua dan kesehatannya menurun, ia terus bertempur di hutan hingga akhirnya ditangkap Belanda karena pengkhianatan anak buahnya. Ia diasingkan ke Sumedang hingga akhir hayatnya.
Cut Meutia: Perempuan Tangguh yang Tak Kenal Menyerah