Di tengah rimba Kalimantan, mereka menciptakan dunia sendiri---tempat di mana cinta tak mengenal batas
Langkah Aisha terhuyung di tengah hutan Kalimantan yang lebat. Ia telah terpisah dari rombongan wisatanya sejak siang, dan kini, matahari hampir tenggelam di balik pepohonan raksasa.Â
Jantungnya berdegup kencang, takut pada suara-suara asing yang menggema di sekelilingnya.
Tiba-tiba, semak di dekatnya bergoyang. Aisha menahan napas.Â
Dari balik dedaunan, muncul seorang pria muda bertelanjang dada dengan kulit coklat keemasan dan mata yang tajam namun meneduhkan.
"Apa kau tersesat?" suaranya dalam, dengan aksen yang khas.
Aisha terpaku, bingung antara ketakutan dan kelegaan. "A-aku... iya. Aku terpisah dari rombonganku."
Pria itu mengangguk, lalu mengulurkan tangannya. "Aku Jayan. Aku akan membantumu."
Aisha ragu sejenak, tapi saat mendengar lolongan samar di kejauhan, ia buru-buru menerima tangan Jayan. Hangat dan kuat.
***********
Hari-hari berlalu, Aisha tinggal di pemukiman Jayan. Ia mulai belajar tentang kehidupan suku pedalaman---menangkap ikan dengan tangan kosong, mengenali tanaman obat, dan tidur di bawah langit penuh bintang.