Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Israel Hancurkan Gaza, Trump Dukung Relokasi: Awal Pembersihan Etnis?

8 Februari 2025   13:40 Diperbarui: 8 Februari 2025   13:40 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trump dan Netanyahu (sumber: abcnews.go.com)

Israel sangat ahli dalam menciptakan situasi yang memancing respons tertentu dari lawannya, lalu menggunakan respons itu sebagai alasan untuk tindakan militer yang lebih besar.

Hamas, sebagai kelompok yang menguasai Gaza, mungkin melihat serangan 7 Oktober sebagai cara untuk menunjukkan perlawanan terhadap pendudukan Israel dan blokade yang telah berlangsung bertahun-tahun. Tapi Israel menggunakan serangan itu sebagai pembenaran untuk menghancurkan Gaza secara besar-besaran, termasuk infrastruktur sipil dan pemukiman warga.

Jadi, meskipun Hamas yang memulai serangan, Israel tampaknya sudah menunggu momen seperti ini untuk melancarkan respons militer yang ekstrem. Hasil akhirnya adalah kehancuran besar-besaran di Gaza, yang justru menguntungkan Israel karena mereka bisa memanfaatkan situasi ini untuk menekan Palestina lebih jauh, bahkan mungkin memaksakan relokasi permanen. Sebuah strategi yang sudah berulang kali dilakukan Israel. Mereka selalu menggunakan berbagai alasan, mulai dari "keamanan," "perdamaian," hingga "pembangunan," untuk menutupi niat sebenarnya: memperluas wilayah dan mengusir warga Palestina secara sistematis.

Sejak awal berdirinya Israel, mereka telah menerapkan berbagai bentuk pemindahan paksa, pencaplokan tanah, dan pembangunan pemukiman ilegal. Mereka sering memanfaatkan momen krisis atau perang untuk mempercepat proses ini, seperti yang terjadi setelah Nakba 1948 dan perang 1967. Setiap kali ada konflik besar, warga Palestina semakin terdesak, kehilangan tanah, dan hak-hak mereka terus diperkecil.

Sekarang, dengan dalih bahwa Gaza sudah hancur dan warganya perlu direlokasi "sementara," Israel bisa menciptakan situasi di mana Palestina dipaksa meninggalkan wilayahnya sendiri. Begitu mereka pergi, Israel bisa dengan mudah mengambil alih, membangun pemukiman baru, dan membuat aturan yang mencegah warga Palestina kembali.

Jadi, ini bukan sekadar perang atau konflik biasa, tapi strategi yang sudah dirancang jauh-jauh hari untuk menghapus keberadaan Palestina secara perlahan namun pasti.

Mereka menggunakan narasi "sementara" untuk menciptakan ilusi bahwa warga Palestina masih punya harapan kembali, padahal realitanya, tanah yang mereka tinggalkan selalu diambil alih dan dijadikan pemukiman ilegal oleh Israel.

Taktik seperti ini juga bukan hal baru. Dalam sejarah konflik Israel-Palestina, Israel sering menggunakan dalih keamanan atau pembangunan untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka, kemudian membangun pemukiman Yahudi di sana. Begitu warga Palestina pergi, sulit bagi mereka untuk kembali karena Israel akan menetapkan berbagai aturan hukum dan birokrasi yang menghalangi kepulangan mereka.

Jadi, jika rencana relokasi ini benar-benar dijalankan, kemungkinan besar warga Palestina tidak akan pernah bisa kembali ke Gaza. Israel akan dengan mudah mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari negara mereka, seperti yang sudah terjadi di banyak wilayah lain. 

Ditambah lagi, dengan kehancuran Gaza yang begitu parah akibat serangan militer, membangun kembali kehidupan di sana tanpa dukungan internasional akan sangat sulit bagi Palestina.

Apabila warga Palestina sampai setuju untuk direlokasi, itu justru menjadi kemenangan bagi Israel, karena mereka bisa mengambil alih Gaza tanpa perlu menghadapi perlawanan langsung. Ini memang strategi jangka panjang yang mengarah pada pemusnahan identitas dan hak-hak Palestina secara sistematis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun