Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Brigadir J Menjadi Korban akibat 'Hal Itu' dan Deolipa Bukan LGBT

13 Agustus 2022   12:47 Diperbarui: 14 Agustus 2022   13:10 4653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deolipa dan kasus Brigadir J (pic: tribunnews.com)

Kasus Brigadir J seperti buah simalakama jika tidak diungkap akan membuat kian besarnya tanda tanya publik namun bila diungkap secara gamblang maka akan ada harga diri dan kehormatan yang dikorbankan 

Kasus Brigadir J tidak beda jauh seperti kasus-kasus kriminal sadis yang biasa terjadi pada manusia sipil, namun selain sadis, juga biadab, karena dilakukan oleh mereka yang dipercaya rakyat untuk membawa senjata. Peluru-peluru dari pistol yang dibiayai uang rakyat tiba-tiba dihamburkan begitu saja hanya untuk menghabisi nyawa seseorang akibat kemarahan pribadi.

Akan lebih nyaman melihat kasus ini secara transparan dan adil dari semua pihak, sehingga tidak terkesan menyudutkan seseorang yang sudah nyata bersalah namun menjadi kian babak belur dengan kesalahannya, ataupun membiarkan nama baik seseorang tercemar hingga akhir hayatnya padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan yang dituduhkan.

Memang dalam sebuah kasus, yang salah tetap salah, yang benar harus dibela, kebenaran harus ditegakkan. Masyarakat tentunya semua menginginkan hal seperti itu, meskipun terkadang banyak drama dan sandiwara dari banyak kasus yang terjadi, dan tentunya kasus Brigadir J juga, yang ternyata banyak dipenuhi skenario kebohongan serta dibumbui obstruction of justice (menghalangi upaya penegakan hukum).

Deolipa diganti bukan atas keinginan Bharada E?

Kasus yang pada awalnya disebut sebagai kejadian baku tembak antar anggota kepolisian karena Brigadir J dianggap melecehkan istri komandannya sempat mengelabui mata dan telinga publik. Hingga kemudian kenyataan di lapangan berbicara lain, setelah ditelusuri dari saksi dan bukti, hingga Bharada E yang dinyatakan sebagai tersangka, berani mengungkapkan bahwa kejadian tersebut bukan tembak menembak, namun justru dialah yang menembak atas perintah atasannya, sehingga terkuak adanya skenario dari semua kejadian tersebut.

Setelah sempat bungkam saat bersama pengacara pertamanya, Bharada E dengan dikawal pengacara keduanya Deolipa Yumara berani mengungkapkan segala skenario pembunuhan itu dengan gamblang, hingga bersedia menjadi justice collaborator, yang kemudian berhasil menyeret tersangka utama FS. Namun sayangnya kejujuran Bharada E dan keberanian pengacara Deolipa yang secara menggebu-gebu menguak seluruh fakta yang terjadi di lapangan malah berbuah hal kurang enak. Secara tiba-tiba beredar surat pernyataan dari Bharada E bahwa dia telah memilih pengacara lain untuk menggantikan Deolipa.

Publik diliputi tanda tanya besar, mengapa pengacara setara Deolipa yang berhasil membuat Bharada E berkata jujur dalam mengungkap semua, baik melalui catatan pribadi ataupun hal lain justru malah diganti? 

Publik bukanlah sekumpulan orang lugu yang tak memahami semua itu, sebab dari kenyataan yang diungkapkan Deolipa, bahwa saat masih menjadi pengacara Bharada E, mereka telah sepakat jika suatu saat Bharada E ngin mengganti pengacara secara kemauan sendiri, maka agar tidak lupa menulis tanggal dan jam di dekat materai perjanjian.

Kesepakatan antara pengacara dan kliennya yang tergolong cerdik dan tidak terpikirkan orang awam ini akhirnya menjadi petunjuk kunci dari misteri surat pernyataan penggantian pengacara Deolipa. Tak ada kode tanggal ataupun jam didekat materai yang ditandatangani oleh Bharada E, memberi isyarat bahwa apa yang dilakukan menunjukkan dua kemungkinan, pembuatan surat pernyataan itu palsu, atau jika asli, jelas menunjukkan Bharada E berada di bawah tekanan saat melakukannya.

Toh meskipun Deolipa merasa ada yang tidak beres dari kliennya, namun kedudukannya sebagai pengacara Bharada E tetap diganti. Entah tekanan dari pihak mana hingga hal itu terjadi, tidak salah bila kemudian Deolipa naik pitam karena merasa bukan kliennya yang menginginkan penggantian itu, sehingga ingin menuntut ganti rugi 15  triliun dari negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun