Dalam sehari si Pussy hampir tak pernah absen membawakanku makanan, entah roti, cake, baso, dan banyak lagi.
Syukurlah setelah dua hari dalam penyanderaan pembantu jahat, orang tuaku cepat datang, yang kemudian memberhentikan pembantuku, dia tak dapat berkelit dari kejahatannya sebab dia tidak menyadari ada CCTV tersembunyi yang memantau dan merekam kegiatannya.
Sejak saat itulah kecintaanku pada kucing kian menebal, sebab kupikir ia bukan hanya makhluk kecil yang bersahabat, tapi juga pahlawan dalam hidupku.(Bersambung)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!