Mohon tunggu...
M. Fakhri S
M. Fakhri S Mohon Tunggu... Lainnya - Lilin kecil ditengah lorong kegelapan.

a student at Muhammadiyah University of Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Review Buku: ANIMAL FARM

29 Mei 2020   02:40 Diperbarui: 3 Juni 2020   09:40 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perkenalan dengan buku Animal Farm berawal dari permintaan rekomendasi buku ke salah satu teman dalam rangka mengisi waktu #dirumahaja. Hanya butuh waktu 2 minggu buku berada digenggaman. Saya membelinya dari salah satu akun instagram yang memang khusus menjual buku-buku dan kebetulan berdomisili yang sama. Alhamdulillah dengan sistem cash on delivery, buku setebal 144 halaman terbitan Bentang kini beralih kepemilikan.

Sebelum memutuskan membeli, salah satu faktor yang menjadi ketertarikan saya pada buku ini karena di bagian bawah sampul depan tertulis "Novel Klasik Fenomenal" hehe. Seperti pada umumnya, novel-novel klasik ditulis atas respons suatu kejadian/keadaan pada masanya, tak terkecuali buku Animal Farm. 

Buku ini ditulis saat Perang Dunia II ini menjadi respon atas totaliterisme Uni Soviet. Namun, yang menjadi faktor utama ketertarikan saya adalah buku ini ditulis oleh George Orwell, bagi yang masih asing, beliau adalah seorang sastrawan Inggris yang terkenal dengan karya-karyanya yang fenomenal. Salah satunya Animal Farm ini.

Karya yang ditulis pada tahun 1945 ini, mengisahkan sekelompok binatang yang berjuang mencari kebebasan atas penindasan manusia. Berlatar tempat di sebuah Peternakan yang bernama Peternakan Manor, para binatang ini melakukan pemberontakan yang berakhir dengan pengusiran pemilik Peternakan Manor, yaitu Pak Jones.

Inisiatif pemberontakan ini bermula dari mimpi Si tua Major, seekor babi tua bijaksana yang disegani oleh seluruh binatang di Peternakan Manor. Esok malamnya, Si tua Major menyampaikan mimpinya dihadapan para binatang yang bertempat di lumbung besar. Mimpinya menggambarkan keadaan di bumi ketika manusia telah punah dan binatang akan berkuasa penuh atas dirinya sendiri.

Si tua Major menyayangkan keadaan para binatang yang sangat sengsara akibat perbudakan manusia. Banyak para binatang mengalami kelaparan dan dipekerjakan melebihi batas waktu dan tenaganya. Tak jarang yang sakit-sakitan maupun telah menua, akan dijual ke pedagang binatang tua. Oleh mereka akan disembelih untuk makanan anjing.

Dalam pidatonya yang sangat menyentuh, Si tua Major mengatakan "Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengkonsumsi tanpa menghasilkan. Ia tidak memberi susu, ia tidak bertelur dan ia terlalu lemah menarik bajak, ia tidak bisa lari cepat untuk menangkap terwelu. Namun, ia penguasa atas semua binatang. ..... Tenaga kami untuk membajak sawah, kotoran kami untuk menyuburkan tanah, tetapi tak satu pun dari kami memiliki tanah seluas kulit kami." (Halaman 6).

Dalam keseharian, Si tua Major menginstruksikan semua binatang dalam berkomunikasi agar saling memanggil dengan sebutan "Kamerad". Kamerad sendiri berarti teman, rekan, atau sekutu. Istilah ini sering digunakan oleh organisasi sayap kiri di seluruh dunia, (Wikipedia).

Tiga malam kemudian, Si tua Major meninggal dengan tenang saat tidur. Pidato Si tua Major telah memberi pandangan baru bagi para binatang. Mereka sadar bahwa pemberontakan ini adalah tugas mereka yang harus direncanakan secepatnya.

Tongkat estafet perjuangan dipegang oleh para babi yang secara umum memang terkenal cerdas dalam hal mengajar dan mengorganisir. Babi yang paling menonjol adalah Napoleon, Snowball, dan seekor babi kecil gemuk bernama Squealer. Ketiga babi tersebut merangkum pemikiran Si tua Major ke dalam suatu pemikiran yang komplit, mereka menamainya Binatangisme.

Setelah berhasil melakukan pemberontakan yang berakhir dengan pengusiran Pak Jones. Cerita tentang sebuah peternakan yang berhasil mengusir manusia dan para binatang mengatur hidupnya sendiri telah menyebar luas seantero peternakan Inggris. Lalu, Napoleon dan snowball memperpendek prinsip Binatangisme menjadi "7 Perintah" dan menulisnya di dinding. Adapun 7 Perintah adalah:

  • Apapun yang berjalan dengan dua kaki adalah musuh
  • Apapun yang berjalan dengan empat kaki dan bersayap adalah teman
  • Tak seekor binatang pun boleh mengenakan pakaian
  • Tak seekor binatang pun boleh tidur diranjang
  • Tak seekor binatang pun boleh minum alkohol
  • Tak seekor binatang pun boleh membunuh binatang lain
  • Semua binatang setara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun