Ketiga. Mengapa buku-buku filsafat yang ditulis, terlalu rumit untuk dipahami bahasanya. Seolah-olah buku itu hanya ditujukan untuk orang-orang khusus saja.
Tidak adakah upaya dari orang-orang filsafat atau penikmat filsafat sehingga filsafat lebih diterima dan disukai orang-orang dari lintas usia dan generasi.
Jawabnya, ada. Buku-buku filsafat yang diterbitkan baik buku non-fiksi dan fiksi merupakan upaya kerja keras itu. Berhasilkah?
Tulisan filsafat berbentuk artikel, opini, essai dan lainya menghiasi koran-koran, jurnal ilmiah dan media sosial. Berhasilkah?
Diskusi filasafat yang mengundang orang-orang banyak kemudian direkam dan disebar lewat media sosial. Berhasilkah? Â Â Â
Penting bagi ilmu filsafat di era milennial ini untuk mencari "cara bagaimana" membahasakan filsafat yang pembahasannya dianggap "berat" kepada orang-orang banyak dengan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti dan sederhana.
Pun, memperkenalkan terus-menerus filsafat sebagai cara berpikir dengan ciri-ciri yaitu rasional, radikal, kritis dan komprehensif untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang di hadapi manusia di berbagai bidang.
Sebab, apapun nama dan bentuk ilmu itu bertujuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan dan memudahkan urusan manusia. Bukankah begitu?
Curup
18 Oktober 2020
JR
[Ditulis untuk Kompasiana.com]